Tolak Digusur, Ratusan Warga Sunter Agung Datangi Balaikota Tagih Janji Anies Baswedan

Ratusan warga Sunter Agung berunjuk rasa di depan Balaikota untuk menagih janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Pada Senin (7/10/2019) ratusan warga Sunter Agung yang tergabung dalam Forum Warga Sunter Agung Perkasa, Jakarta Utara mendatangi kantor Gubernur DKI Jakarta guna menagih janji Anies Baswedan saat kampanye pilkada beberapa waktu lalu. Kedatangan mereka dikarenakan kekuatiran 64 kepala keluarga yang tempat usahanya akan digusur oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Utara.

Ketua LSM LAKRI Ical Syamsudin mengatakan rencana penggusuran tersebut diketahui setelah adanya surat pemberitahuan dari Satpol PP Jakarta Utara. Padahal warga di sana sudah menempati lahan tersebut sejak tahun 80an, sehingga hal ini menuai polemik bagi warga Sunter Agung.

“Untuk itu kami menentang rencana tersebut, dan kami juga sudah berusaha menghadap pak wakil walikota Jakarta Utara, perihal menyikapi surat peringatan kedua yang dilayangkan ke warga yang terancam penggusuran dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota Administrasi Jakarta Utara tertanggal 1 oktober 2019,” ujarnya saat menemani warga di depan Balaikota Jakarta, Senin (7/10).

Lebih lanjut Ical mengungkapkan pasalnya, pembicaraan kami saat itu terkesan cool dan sedikit ada harapan, karena apa yang dikatakan pak wakil walikota menganut azas kemanusiaan yang berkeadilan. Dalam hal ini, pak wakil sangat nerespon keinginan kami agar dicarikan solusi yang terbaik dan tidak terkesan ada yang dirugikan semua pihak.

“Karena ini menyangkut hajat orang banyak bahkan pentingnya diusulkan pendekatan persuasif dan dialogis. sebab itu mereka adalah penghuni yang sudah sekian lama menetap disana dan sangat pantas dimanusiakan,”katanya.

Namun faktanya, kata Ical, malah sebaliknya, saat kami konfirmasi via telp ternyata sulit dihubungi bahkan Chat WA dari kami pun tidak dibalasnya, padahal sudah dibaca. Namun begitu, pihaknya bersama warga beranggapan positif, mungkin beliau sibuk atau tengah berada di jalur lain sehingga menganggap hal ini tidak terlalu penting.

“Terlepas dari semua anggapan itu, yang terpenting bagi kami adalah kami tetap pada pendirian untuk tetap bertahan di lokasi yang rencananya akan digusur ini. Kami menolak keras upaya mereka untuk melakukan penggusuran. Dengan segala resiko, kami tetap bertahan dan terus melawan dengan cara dan siasat yang akan kami tempuh melalui aksi unjuk rasa dan upaya jalur melalui hukum. Karena bagi kami, ini merupakan hak kami selaku warga negara,” papar lcal selaku penanggungjawab aksi hari ini.

Ical berharap aksi hari ini berjalan dengan lancar, cerdas dan tidak ada hambatan. “Insha Alloh, damai dan menghadilkan kesepahaman antara pemerintah dan warganya, sesuai jargon yang dicanangkan pak Gubernur saat kampanya dulu,” urainya.

“Kami menolak penggusuran. Ini rumah kami, kami tidak akan tinggal diam apabila kami diusir dari rumah kami, karena kami tinggal lama sejak lahan yang kami huni masih dalam keadaan rawa dan berstatus quo sejak 1986 silam. Kami bagian dari jutaan pendukung dan turut andil memenangkan pasangan Anies – Sandi pada kampanye pilgub lalu.” kata perwakilan warga.

“Saat itu kami berjuang, tidak sekedar tenaga melainkan juga materi, waktu dan do’a yang setiap kali kami berkumpul setiap kamis malam dan itu dilakukan berturut-turut hingga berakhirnya pemilihan gubernur dan pada akhirnya mencapai kemenangan. Namun Kami sangat terkejut, pasca kebakaran terjadi tiga pekan silam muncul surat edaran dan himbauan agar semua warga di lingkungan kami tinggal segera mengosongkan dan membongkar sendiri bangunan/rumah kami dalam waktu singkat, itu berdasarkan deadline yang diharapkan aparat satpol PP kota administrasi Jakarta utara,” terang warga.

Parahnya, surat itu diberikan saat warga tengah berduka akibat kebakaran, warga malah ditimpa beban berat atas terbitnya surat himbauan dari satuan Pol PP dengan ancaman penggusuran dengan alasan untuk proyek penyediaan saluran air.

Warga sudah menerima surat perintah pengosongan lahan pada Jumat (1/9) melalui surat edaran himbauan dan peringatan 1 dan II dan diminta mengosongkan lahan paling lambat 3×24 jam hari kerja. Sebab itu mereka meminta berdialog dengan Anies agar bisa menolong dan dapat melindungi mereka dari renxana penggusuran.

“Kami berharap kepada pak Anies, Gubernur kami, dan perlu diketahui bahwa kami adalah bagian dari sejuta pemilih pak Anies yang telah mewaqafkan suara dan memenangkan dirinya pada saat pilgub lalu. Kami telah berperan mensukseskan kemenangannya di wilayah Sunter Agung Perkasa, Jakarta Uara. Kami berharap tuntutan kami dipenuhi sesuai dengan janji Pak Anies, Gubernur kami. Siapa dan untuk apa jargon yang bapak canangkan itu, katanya “Maju kotanya, bahagia warganya?.” kata Forum Warga Sunter Agung Perkasa Delapan.

Saat kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, Anies menyatakan tak akan melakukan penggusuran, namun menata kampung di Ibu Kota. Dia mengatakan tujuan penataan kampung adalah untuk menyejahterakan warga Jakarta.

Anies juga pernah menyinggung soal penggusuran saat berpidato dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-491 Jakarta, 22 Juni lalu. Dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD DKI Jakarta itu, Anies mengajak anggota dewan agar saling berkoordinasi untuk memastikan warga merasakan keadilan.

“Yang kecil, jangan sampai tersingkir. Jangan sampai terkalahkan. Tugas kita memastikan mereka mendapatkan keadilan dan tempat sepadan,” kata Anies saat itu.

Oleh karena itulah, ratusan warga Sunter Agung Perkasa Delapan ini mendatangi Gubernur Anies Baswedan untuk meminta perlindungan dan solusi bagi masa depan mereka.