Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP INI) dibawah kepemimpinan Yualita Widyadhari sebagai ketua umumnya terus melakukan terobosan, salah satunya adalah menggelar event dunia yakni International Congress of Notaries 29th di JCC Senayan, Jakarta dari tanggal 27 – 30 November 2019.
Ditemui disela kegiatan, Yualita mengatakan pertama dengan adanya kegiatan kongres dunia, INI ingin menunjukkan kepada dunia bahwa satu-satunya organisasi notaris di Indonesia yang mempunyai potensi. Dengan kita menjadi tuan rumah kongres dunia bisa menyampaikan aspirasi-aspirasi dan perkembangan kenotariatan di Indonesia.
“Yang kedua tentunya kita juga ingin mengetahui perkembangan kenotariatan dunia seperti apa. Supaya kita bisa introspeksi diri apa sih kekurangan kita sehingga bisa memperbaiki kekurangan tersebut untuk anggota,” katanya.
Lebih lanjut Yualita mengungkapkan di kesempatan ini kami juga ingin hasil dari kongres dunia, kita sampaikan kepada pemerintah. Karena bagaimanapun juga kita adalah bagian dari pemerintah di bidang keperdataan yang mana kita juga mempunyai kewenangan untuk menggunakan lambang Garuda.Oleh karena itu, kita ingin terus dilibatkan oleh pemerintah dalam hal membuat ataupun menyempurnakan peraturan-peraturan yang ada keterkaitan dengan kenotariatan.
“Adapun poin yang dibahas di dalam kongres ini antara lain validitas akta kenotariatan di abad 21. Kemudian hubungan perorangan sebagai subjek hukum, serta membahas terkait kepastian hukum di era 4.0 untuk kemudahan berusaha,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum PP INI Tri Firdaus Akbarsyah menyatakan banyak dari para peserta yang mengapresiasi ide-ide dari ibu ketua umum, apalagi ini adalah yang pertama kali diadakan di Indonesia dan Asia sehingga mereka sangat puas dengan kegiatan saat ini. Syukur Alhamdulillah pekerjaan kita yang dipersiapkan dari bulan Juni sampai sekarang bisa terlaksana dengan baik meskipun masih ada kekurangan di sana sini tapi secara general itu bagus.
“Satu goal yang saya tambahkan bahwa dengan adanya kongres notaris dunia diadakan di Indonesia. Kita ingin mengubah notaris-notaris Indonesia supaya memiliki wawasan internasional,” ujarnya.
Sekarang ini, lanjut Tri, seperti yang dikatakan oleh pak Jokowi ada pergeseran dan percepatan dari analog ke digital. Tadi pak Jokowi bilang jika dulu notaris setiap harinya di dalam tas itu ada kertas dan materai, namun coba lihat sekarang tidak lagi pakai itu karena sudah menggunakan iPad atau Pat.
“Inilah yang mau kita tunjukkan kepada notaris-notaris Indonesia bahwa sudah terjadi pergeseran, kita harus mengikuti perkembangan jaman jangan sampai ketinggalan. Kalau kita ketinggalan otomatis akan tersingkirkan,” katanya.
Tri menjelaskan di sinilah bahwa dengan adanya kongres ini kita buka wawasan dan menunjukkan pada dunia bahwa notaris Indonesia itu sejatinya kuat dan solid karena kita satu-satunya organisasi notaris dan kita bisa mempengaruhi. Seperti yang dikatakan Presiden Jose Marqiano bahwa dengan kedatangan Presiden ke kongres ini menunjukkan penguatan bahwa notaris di dunia itu bisa diawali di Indonesia.
“Artinya ada attention dari pemerintah (Presiden) terhadap notaris. Jadi kita bisa mainkan peranan di dalam notaris dunia untuk memberikan saran, dan siapa tahu next kita bisa menjadi presiden notaris di tingkat dunia,” ucapnya.
Di kesempatan itu Tri juga mengungkapkan
terkait dengan perkembangan jaman yang menggunakan sistem online, maka kami akan mendorong untuk melakukan perubahan di dalam undang-undang notaris. Tetapi kita tidak akan lepas dari 1868 dan UUJN. Dengan adanya pergeseran seperti yang dikatakan pak Jokowi, dari analog ke digital mau tidak mau kita perbaiki sistem yang ada.
“Akan tetapi untuk forleden tetap karena itu adalah kepastian hukum,tapi hanya medianya yang kita ubah yang tadinya pakai kertas sekarang bisa menggunakan tab dan tanda tangannya (signature) juga sudah otentitas sehingga semua sudah bisa berjalan,” tuturnya.
“Kita akan mengubah mainset, karena saat ini banyak senior-senior maupun teman kita yang ada di notaris ini masih ada yang agak gaptek kalau istilah pak Jokowi agak gagap akan terus kita ubah dan belajar agar tidak gagap lagi. Perubahan UUJN saat ini juga sudah masuk ke dalam Prolegnas, dan pasti ada beberapa pasal yang akan kita bisa lebih baik lagi,” tutup Tri.