NusantaraPos – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Limnologi telah melakukan kajian daya dukung ekosistem Danau Tempe Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Danau tersebut ternyata telah mengalami penurunan kualitas ekosistem akibat sedimentasi dan gulma air yang berlimpah.
“Danau Tempe dinyatakan kurang sehat dan termasuk dari 15 danau yang butuh perhatian. Rata-rata sedimentasi danau tempe 519 ribu meter kubik per tahun sehingga terjadi penyempitan badan air danau dan pengurangan air. Sehingga danau tempe perlu revitalisasi,” ujar Kepala Pusat Penelitian Limnologi LIPI Fauzan Ali saat jumpa pers di Gedung LIPI Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Sedimentasi tersebut juga berpengaruh pada jumlah populasi ikan yang ada di danau Tempe terus mengalami penurunan, khususnya di musim kemarau.
“Danau tempe sejak dulu terkenal sebagai penghasil ikan asin ke daerah sekitarnya. Seiring berjalannya waktu tangkapan ikan semakin menurun,” jelas Fauzan Ali.
Saat ini, Pemerintah telah menyusun konsep revitalisasi untuk pengembangan sumber daya air danau Tempe. Langkah ini diharapkan tidak akan merusak keberlangsungan hidup ikan air tawar disekitarnya.
“Pemerintah melalui Kementerian PUPR sedang melakukan pengerukan di 14 pulau (disekitarnya) dengan harapan danau menjadi dalam dan tampungan air menjadi lebih dalam dan bisa menjadi objek wisata dari pulau tersebut,” ungkapnya.
Di saat yang sama, Peneliti Hidrologi LIPI Iwan Ridwansyah mengatakan bahwa LIPI menggunakan pendekatan yang lebih sistematik dengan mensimulasikan interaksi komponen-komponen penyusun ekosistem danau Tempe berbasis hidrodinamika danau.
“Kajian ini mengintegrasikan simulasi pergerakan air danau dengan seluruh material yang terkandung di dalamnya sehingga hasil yang didapatkan lebih mendekati kondisi alaminya,” tandas Iwan. (ARS)