JAKARTA,NUSANTARAPOS,– Polda Metro Jaya telah memeriksa 6 orang saksi terkait kasus pengeroyokan yang dilakukan sekelompok orang sehingga menyebabkan seorang anggota Brimob Polri meninggal dunia dan seorang anggota Kopassus TNI mengalami luka-luka.
“Sudah ada 5 sampai 6 orang saksi yang diperiksa,” ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat, Senin (19/4), siang kepada wartawan di Markas Polda Metro Jaya.
Ia menyebutkan belum bisa menjelaskan lebih jauh mengenai kronologi kasus pengeroyokan yang sudah ditangani Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
“Masih dalam penyelidikan lebih lanjut,” tambah Tubagus Ade Hidayat.
Sebelumnya, Komandan Kodim (Dandim) 0504 Jakarta Selatan, Kolonel Inf Ucu Yustiana ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa adanya anggota TNI yang terluka dan Anggota Brimob tewas.
“Dari kita memang betul dari pihak TNI jadi korban,” ujar Ucu Yustiana ketika dikonfirmasi awak media Minggu (18/4) kemarin. Dikatakan Ucu terkait anggota TNI yang menjadi korban adalah bukan anggota Kodim 0504 Jakarta Selatan.
“Bukan, bukan dari Kodim,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, video pengeroyokan berdurasi 1 menit viral di media sosial pada Minggu (18/4) pagi. Sejumlah akun media sosial memposting unggahan video rekaman CCTV dan caption kejadian tersebut.
Dalam akun Instagram @ndorobeii menyebutkan video tersebut merupakan pengeroyokan terhadap anggota TNI dan polisi sehingga menyebabkan satu orang meninggal dunia.
“Pada hari Minggu tanggal 18 April 2021 sekitar pukul 05.30 WIB telah terjadi pengeroyokan oleh 7 orang tidak dikenal terhadap anggota TNI dan anggota polisi di Jl. Falatehan I No. 16, RT.2/RW.1, Keb. Baru, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan. Sekira pukul 07.00 WIB korban ditemukan oleh warga tergeletak di pinggir jalan / trotoar Jl. Faletehan, kel. Melawai, Keb. Baru, Jaksel. Lalu warga membawa ke RSPP,” admin akun Instagram @ndorobeii.
“Namun korban dari anggota kepolisian tersebut Meninggal dunia pada Pkl 07.41 WIB karena Kehabisan Darah akibat luka yang dideritanya pada Lengan Kanan & Paha kanan. Sedangkan Korban dari anggota TNI masih dalam penanganan medis akibat luka parah. Untuk saat ini kasus Pengeroyokan tersebut masih dalam penyelidikan,” imbuhnya.
Sementara admin akun Instagram cetull.22 juga memposting video serupa. “Pengeroyokan anggota TNI dan Polri oleh tujuh pemuda di Obama Cafe. Sebuah rekaman video CCTV pengeroyokan anggota TNI dan Polri oleh tujuh pemuda di OBAMA CAFE JI. Falatehan I No.16, RT.2/RW.1, Keb. Baru, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan beredar luas, Minggu 18 April 2021,” akun @cetull.22.
“Akibat dari pengeroyokan tersebut satu anggota Brimob meninggal dunia an. Bharatu Yohanes Samuel Biet dan satu anggota TNI an. Serda Donatus Boyaw mengalami luka parah akibat sabetan senjata tajam. Belum diketahui motif dari pengeroyokan tersebut, karena hingga saat ini kasus masih dalam penyelidikan,” imbuhnya.
Dalam pesan berantai yang tersiar menyatakan, dua korban pengeroyokan ditemukan tergeletak oleh dua orang saksi bernama Donatur dan Ester. Kemudian, korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta pada pukul 07.30 WIB.
Tak berselang lama, satu korban meninggal dunia pada pukul 07.41 WIB karena kehabisan darah, akibat luka parah pada bagian lengan kanan dan paha kanan. Korban mengalami luka robek akibat senjata tajam.
Lalu, pukul 08.30, polisi menerima informasi dari satpam RSPP bernama Usman. Lantas Kapolsek Kebayoran Baru, AKBP Supriyanto. mendatangi TKP untuk melakukan penyelidikan. Setelahnya, pada pukul 09.30 WIB, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Azis Andriansyah tiba di lokasi.
Disebutkan pula dalam pesan berantai tersebut korban dari pihak TNI yakni Serda DB dan dari pihak Kepolisian, satu orang meninggal dunia berinisial Bharatu YSB.
Sementara itu, Dandim 0504/Jakarta Selatan Kolonel Inf Ucu Yustiana menuturkan, bahwa kejadian tersebut telah ditangani oleh jajaran Pomdam Jaya dan Polres Metro Jakarta Selatan.
“Kronologinya masih dalam penyelidikan Polres Jaksel dan Pomdam Jaya, karena kita tadi pagi kita hanya menemukan korban saja,” ucap Ucu kepada wartawan, Minggu (18/4).
Dia menjelaskan, sampai dengan saat ini pelaku belum diketahui siapa dan dimana keberadaannya. Hal itu dikarenakan masih dalam proses penyelidikan. “Justri TNI-Polri yang korban. Pelaku sampai sekarang belum diketahui menunggu proses penyelidikan,” tuturnya. (Dre)