Mas Syah Dorong Berdirinya Paguyuban, Demi Jaga Kerukunan Antar Perguruan Pencak Silat

TRENGGALEK – Pencak silat yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda menjadi semangat tersendiri bagi pemerintah Kabupaten Trenggalek.

Selain telah ditetapkan oleh UNESCO, pencak silat juga telah melahirkan para atlit yang mampu menorehkan prestasi dalam berbagai ajang bergengsi.

Dengan semangat itu Pemkab Trenggalek akan mendorong berdirinya paguyuban perguruan pencak silat di daerahnya. Tentunya ditujukan untuk merangkul para pendekar yang ada, dengan tujuan utama agar terjaga kerukunan antar perguruan.

“Kerukunan dan tali silaturahmi agar terjaga serta rasa empati dan saling menghargai maka kami mendorong upaya apapun itu,” kata Wakil Bupati Trenggalek Syah Muhammad Natanegara, Selasa (15/3/2022).

Dijelaskan Mas Syah upaya itu salah satunya dengan membentuk paguyuban antara perguruan silat satu dengan lainnya agar tidak terjadi benturan yang dimungkinkan bisa dihindari.

Untuk mewujudkan hal itu pihaknya telah meminta badan kesatuan bangsa dan politik (Kesbangpol) untuk mengundang seluruh perguruan pencak silat di bawah naungan IPSI untuk bisa duduk bersama, saling memberikan masukan satu sama lainnya.

“Upaya pembentukan paguyuban antar perguruan silat ini baik, namun saya berpesan wacana pendirian paguyuban ini dipikirkan dengan matang sehingga tidak terjadi permasalahan baru nantinya,” pinta Mas Syah.

Mas Syah juga berharap, pertemuan ini ada hasil rekomendasi yang tidak bertentangan dengan kebiasaan yang telah ada. Bahkan pihaknya sepakat bawasannya semua perguruan pencak silat memiliki tujuan yang baik.

Seperti kata pepatah, karena nila setitik rusak susu sebelangga. Karena kesalahan oknum rusak nama pencak silatnya. Hal inilah yang perlu di jaga, semoga dengan adanya paguyuban nanti kerukunan antar perguruan dapat terwujud.

“Pertarungan di jalanan dan di ring itu berbeda, bila menang bertarung di ring kita akan mendapatkan penghargaan atau piala,” tegasnya.

Sedangkan bertarung di jalanan tentunya berpotensi pada permasalahan hukum, mari kita hindari ini. Berdirinya paguyuban antar perguruan pencak silat di Trenggalek juga telah mendapat dukungan dari Ketua IPSI Trenggalek Sigid Agus Hari Basuki.

Hal itu senada dengan apa yang disampaikan Ketua IPSI Trenggalek Sigid Agus Hari Basuki, dirinya mengatakan dengan adanya paguyuban diharapkan ada presepsi atau sudut pandang yang sama antar sesama perguruan pencak silat.

Sejarahnya pencak silat ini merupakan seni bela diri warisan leluhur dari Melayu dan Unesco telah menetapkan pencak silat ini sebagai budaya warisan leluhur yang patut kita jaga. Berkembangnya waktu pencak silat menjadi cabang oleh raga dan kita banyak mengukir prestasi dan menjadi salah satu cabang olah raga unggulan tanah air.

“Merujuk pada perjalanan sejarah itu bawasannya kita ini saudara hanya baju atau identitasnya saja yang membedakan,” ucapnya.

Diharapakan olehnya konflik-konflik antar perguruan bisa dihindari dengan menjaga silaturahmi. Sigit juga menambahkan kerukunan harus terjaga, agar apa yang telah dicapai selama ini tetap terjaga.

Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Kabupaten Trengalek, Widarsono dalam kegiatan ini menambahkan, hari ini pihaknya kumpulkan semua perguruan silat yang ada di sini, dibawah naungan IPSI.

Undangan itu ditujukan kepada ketua dan sekretaris dengan harapan bisa duduk bersama untuk bicarakan ke depan ini masing-masing wilayah kecamatan akan di buat semacam paguyuban.

Dengan harapan apabila terjadi apa-apa dapat diselesaikan dengan baik. Harapan kami semoga tidak terjadi apa-apa.

Lebih lanjut Widarsono menambahkan, apabila terjadi sesuatu yang berkaitan dengan perguruan silat, bisa dilokalisir. Bisa diselesaikan di wilayah itu, tidak perlu mengembang dibawa keluar.

“Selesai di tempat itu,” terang Kepala Bakesbangpol. (Rudi)

Penulis: Rudi