DAERAH  

PAD Rendah, Perumda Panglungan Wonosalam Terkendala Tanaman Musim

Jombang, Nusantarapos -Pendapatan Asli Daerah (PAD) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Perkebunan Panglungan Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang terhitung sangat rendah. Hal tersebut diutarakan oleh Medan Amrullah Dewan Pengawas (Dewas) Perumda Perkebunan Panglungan Kabupaten Jombang, Senin (04/04/2022).

Medan Amrullah saat ditemui di kediamannya memaparkan, Perumda Perkebunan Panglungan saat ini terkendala komoditas tanaman yang hanya bisa satu musim panen saja, karena itu kadang menimbulkan hasil yang tidak menentu, dengan alasan itu PAD Perumda Perkebunan Panglungan belum bisa mendapat hasil secara maksimal.

“Tanaman hanya panen setahun sekali, terkadang pasar juga naik turun tidak menentu. Contohlah cengkeh, kita saat panen harga pas turun pernah turun sampai Sebelas Ribu Rupiah per kilogram, sedangkan perusahaan itukan pemasukan kita harus rutin perbulan,” tuturnya.

Lanjut Medan Amrullah mengatakan, ada sekitar 28 jenis tanaman yang sudah ditanam di Perumda Perkebunan Panglungan, seperti buah naga, cengkeh, durian, kopi, singkong (ketela pohon), porang, dan lain sebagainya.

“Hampir semua tanamannya itu musiman, singkong kemaren juga pas panen harga pas murah. Nanti untuk lebih jelasnya langsung ke Direkturnya saja pak Fajar,” tandasnya.

Saat tim Nusantarapos mencoba untuk mengkonfirmasi ke Kantor Perumda Perkebunan Panglungan, pihaknya Direktur Perumda Perkebunan Panglungan belum bisa ditemui lantaran masih ada rapat di Jombang. Terlihat jelas tampak beberapa tumbuhan cengkeh yang kering, buah naga yang agak terbengkalai, dan beberapa tumbuhan porang tampak menguning lusuh terkena arus aliran air hujan. Berbeda dengan tumbuhan kopi yang tampak segar dan terlihat tumbuh subur.

Berbeda dengan keterangan warga setempat, di daerah Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang sudah tersohor dengan hasil cengkeh yang lumayan bagus. Musim tahun kemarin saja per kilogram kering harga cengkeh Wonosalam mencapai Rp 160.000, bilamana dijual basah harga paling buruk mencapai Rp 60.000.

“Kalau cengkeh Daerah sini, tahun kemarin saja tembus seratus enam puluh ribu rupiah dijual kering. Kalau cengkeh basah itu cuma enam puluh ribu paling murah,” ujar warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya.

Selain harga cengkeh yang berbeda keterangan antara warga dengan Dewas Perumda Perkebunan Panglungan, warga setempat juga memaparkan, bahwa tahun lalu panen durian tetap berjalan seperti biasa, namun acara syukuran yang biasa diselenggarakan secara besar-besaran memang tidak dilaksanakan lantaran masih Pandemi Covid-19.

“Cengkeh disini bagus hasilnya, harga terburuk saja kondisi kering masih seratus ribu keatas. Durian Wonosalam juga terkenal, kemarin panen raya juga lumayan bagus, cuma gara-gara pandemi saja kemarin tidak mengadakan acara besar-besaran,” imbuhnya.

Penulis: UDINEditor: Arie Septiani