HUKUM  

Kecewa Laporannya Tak Berjalan, Korban Mafia Tanah Didampingi Kuasa Hukumnya Lapor Propam Mabes Polri

JAKARTA,NUSANTARAPOS,- Kecewa akibat laporannya tidak berjalan selama bertahun-tahun, korban mafia tanah Prof. Ing Mokoginta didampingi oleh kuasa hukumnya dari LQ Indonesia Law Firm mengadu ke Propam Mabes Polri, Senin 25/04/2022.

Ditemui usai menyampaikan aduan, Alfan Sari, SH dari LQ Indonesia Law Firm selaku kuasa hukum pelapor menjelaskan bahwa dalam aduannya kali ini, Prof. Ing Mokoginta melaporkan Dirkrimum Polda Sulut dan oknum Penyidik yang menangani laporannya atas dugaan pelanggaran etik dan unprofessional conduct.

“Ada beberapa nama yang kita adukan dalam aduan kami tadi, diantaranya adalah beberapa orang Dirkrimum Polda Sulut yang menjabat pada saat perkara ini berjalan di sana, dan juga penyidik-penyidik pembantu yang menangani perkara ini,” Ungkap Alfan.

Alfan menjelaskan, aduan ini diajukan sebagai tindak lanjut dari adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh para terlapor dalam menangani perkara ini.

“Peristiwa dan perbuatan pidana yang dilaporkan oleh klien kami ini sudah dilaporkan sejak 2017, tapi anehnya sampai hari ini tidak ada kejelasan. Padahal bukti-bukti kami otentik, saksi fakta bahkan ahli juga telah menguatkan tuduhan itu, tapi anehnya perkara ini tidak pernah sampai ke pengadilan. Alurnya selalu sama, bikin LP, klarifikasi, periksa sakai, tapi kemudian dihentikan dengan SP3 tanpa alasan jelas. Ini kan modus-modus oknum,” jelasnya.

Dugaan pelanggaran oleh oknum penyidik, menurut Alfan, sebetulnya sudah pernah dibuktikan dalam LP pertama dan LP kedua, namun anehnya oknum-oknum tersebut seolah tidak kapok dan tetap berusaha menghalangi pengungkapan perkara ini.

“Di LP 1 dan LP 2 kemarin, penyidiknya sudah terbukti melakukan pelanggaran, bahkan sudah dijatuhi hukuman. Tapi anehnya mereka seolah engga jera, dan masih berusaha bermain. Sehingga kami menduga ada bekingan kuat yang mengintervensi perkara ini,” bebernya.

Alfan juga menambahkan, bahwa timnya telah menemukan indikasi cawe-cawe perkara yang dilakukan oleh oknum jendral polisi.

Pihaknya juga merasa curiga ada kaitannya dengan salah satu Kapolda yang ketika itu sudah tidak lagi menjabat, diangkat menjadi Komisaris Independen di perusahaan milik suami dari terlapor.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, salah satu yang menjadi terlapor di dalam dugaan tindak pidana ini adalah Stella Mokoginta yang merupakan isteri dari Harry Kindangen, pemilik PT Hasjrat Abadi yang merupakan sebuah perusahaan distribusi otomotif terkenal di wilayah Indonesia bagian timur.

Jaka Maulana, SH, yang juga merupakan kuasa hukum pelapor menjelaskan, perkara ini bermula ketika pada tahun 2017, tiba-tiba terbit sertifikat hak milik atas sebidang tanah seluas 17.996 meter per segi yang terletak di Kelurahan Gogagoman, Kota Kotamobagu. Penerbitan ini diduga cacat prosedural dan melibatkan sejumlah oknum.

“Tanah ini kan didapat dari warisan, dikuasai dan tercatat resmi sebagai milik klien kami sejak tahun 1980. Tapi kemudian secara tiba-tiba pada 2009 terbit sertifikat di atas tanah itu. Setelah dicek, ternyata sertifikat 2009 itu tidak terdaftar di kantor pertanahan” Jelas Jaka.

Melalui aduan ini, baik Alfan dan Jaka berharap Propam Mabes Polri bisa segera melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap penanganan laporan polisi ini, serta menjatuhkan hukuman tegas terhadap para oknum yang terbukti melakukan pelanggaran.

Editor: DANIEL