OPINI  

Tempat yang Dikenal Sakral, SBY Pilih Lokasi Menggambar Di Pancer Door

Oleh : Mujahid

Kunjungan SBY di kampung halaman memasuki hari ke 6 dari 10 hari yang diagendakan kunjungannya di Pacitan. Sebelumnya satu persatu tahapan kegiatan dilalui termasuk melihat – lihat pemandangan di seputaran pancer door.

Sebetulnya sudah tidak asing lagi nama Pancer Door dilingkungan masyarakat Pacitan. Didalamnya ada nama “Pandan Kurung” adalah tempat yang lebih dulu populer dikalangan masyarakat Pacitan dan dianggap tempat yang sakral.
Bahkan hal itu tidak hanya dianggap mitos saja. Kegiatan yang sekiranya tidak sesuai dengan tata ruang dalam, tidak mustahil kegiatan bentuk apapun apabila menyalahi bestek bisa mengalami hal yang tidak diinginkan.

Seperti kejadian sebelumnya, dibangunya Joglo ditengah jalan yang menuju arah pinggir laut yang diyakini sebagian masyarakat itu tidak etis, beberapa hari kemudian robohlah Joglo menjadi berkeping – keping, lalu dibangunnya Musolla Apung yang sempat dibawa hanyut air ke arah laut dan menjadi viral di jagat maya.

Selain itu, prediksi beberapa titik lokasi pembangunan satu paket di seputaran Pancer Door yang berdampingan area wisata teleng ria, kini beberapa titik mulai dibangun pelabuhan Internasional di lokasi ndelon, pangkalan AL, Jalan Jalur Lintas Selatan (JLS), Moseum, area pelabuhan TPI Tamperan, Hastono Genthong walaupun tempat agak berjahuan.

Desas – desus, pancer door merupakan tempat tidak seperti lainya, menjadi daerah zona karst atau tanah Perbonding istilah jaman dahulu yang terjaga dari kejahilan manusia dan niat jahatnya. Lokasi area Pancer Door berada diseputaran arah ujung teluk bagian timur dan berdampingan dengan pantai Teleng Ria Kel. Sidoharjo – Pacitan, Jawa – Timur.

SBY memilih lokasi menggambar di Pancer Door, potongan video pun beredar di masyarakat dengan ungkapan yang bisa dibilang menarik,

“Titik itu titik, garis itu garis, tapi garis itu kumpulan titik. Hidup manusia begitu, orang diam….diam. Diam ya diam, orang bergerak, itu bergerak, tapi gerak itu kumpulan diam.” ungkapnya.

Apa yang diungkapkan SBY mengandung multi tafsir, terutama pada kalimat gerak itu kumpulan diam. Menurut (Red) diam itu gerakan kumpulan pemurnian qolbu, sehingga gerak merupakan perwujudannya, siapa yang bergerak dan siapa yang diam, kembali kepada yang “Bahu Rekso”.