DAERAH  

Dinilai Merusak Akses Jalan Desa, Proyek Pengaman Sungai Bogowonto, Dikeluhkan Pengusaha

Kondisi Jalan yang Alami Kerusakkan Parah Akibat Mobilisasi Alat-Alat Proyek di Desa Jogoboyo, Purwodadi Kabupaten Purworejo

PURWOREJO, NUSANTARAPOS, – Dua orang pengusaha yakni Yana Karyana dan Ali, yang mengaku telah menanamkan modal usaha di Desa Jogoboyo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo, akses jalan usahanya tertutup akibat adanya proyek nasional yang tengah dikerjakan oleh subkon PT Brantas Abipraya, yakni PT

Yana, Pengusaha asal Yogyakarta, mengaku sudah habis dana untuk menanamkan modalnya dengan membangun Wisata Desa yakni Cafe dan Resto di Kawasan Pesisir Jawa Tengah bagian selatan itu.

“Kami lebih dulu membangun usaha disini dan atas ijin Pemerintah Desa Jogoboyo. Dan bagi kami tak sedikit dana yang sudah kami kucurkan untuk membangunnya, kira-kira sudah habis Rp 750 juta an lah,” ungkapnya, Jumat (10/06/2022) pagi tadi.

Hal yang sama diungkap oleh Ali, yang mengaku juga sudah membangun Tempat Pemancingan beserta gasebo-gasebo untuk wisata desa Jogoboyo.
“Kurang lebih sama pengeluaran yang sudah kami keluarkan,” sergahnya.

Keduanya mengaku kecewa tiba-tiba muncul Proyek Nasional yang menggunakan akses jalan di depan usaha mereka.

“Jalan desa menjadi rusak, sebab mobilisasi proyek tersebut juga menggunakan jalan itu,” ujar Yana.

Keduanya mengaku lebih dulu menyewa lokasi untuk usaha ke pemdes setempat.

“Sekarang mana ada pengunjung datang di lokasi kami. Jalannya saja hancur dan jalan itu tidak pagi dilalui warga,” imbuhnya.

Yana membeberkan sebagai pelaku usaha yang telah menanamkan modal tentu saja sangat merugi dengan kondisi lapangan seperti itu.
“Kebetulan lokasi usaha kami dipinggir Sungai Bogowonto. Dan proyek tersebut adalah proyek yang dikelola oleh Balai Besar Semeru Opak (BBWSO),” sergahnya

Proyek pembangunan itu sendiri adalah Proyek Pengaman Muara Sungai Bogowonto Sisi Barat yang dilaksanakan oleh kontraktor KSO PT Bumi Karsa-Abipraya.

Diungkapnya, pembangunan rumah makan miliknya di Jogoboyo kini sudah 95 persen. Namun saat ini terkendala oleh akses jalan tepat di depan rumah makan yang rusak parah akibat aktivitas alat berat dan tronton pengangkut tetra. Kondisinya kian parah di musim hujan saat ini. “Jalan praktis sudah tidak bisa dilewati kendaraan biasa, bahkan sepeda motor sekalipun harus kerja keras untuk bisa melewatinya,” keluhnya.

Dijelaskan, sebenarnya pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Menurutnya, penggunaan akses jalan desa tersebut sudah seizin pemerintah desa Jogoboyo, dan masyarakat setempat juga memperbolehkan jalan dipakai. Bahkan sebagian tanah warga termasuk tanah yang disewanya dipersilahkan untuk digunakan pelaksana proyek untuk membangun penahan muara sungai di sisi selatan. “Sebagian jalan memang sudah diperbaiki secara baik dengan pengecoran, tetapi sebagai lainnya khususnya yang melintas di depan usaha kami dibiarkan begitu saja, kami kesulitan untuk mengakses tanah sendiri,” ujarnya.

Saat dihubungi via sambungan seluler, Humas PT KSO PT Bumi Karsa-Abipraya, Heri Prabowo mengungkapkan, sebagai bentuk komitmen dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS) Serayu-Opak pihaknya tidak bisa memberi jawaban terkait persoalan yang muncul. “Bisa langsung ke BBWSO, atau nanti saya sampaikan terlebih dahulu,” ucapnya singkat.

Seperti diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat pembangunan infrastruktur pengendali banjir Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Temon Kulonprogo. Pembangunan tersebut untuk mendukung kegiatan pariwisata pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur. Proyek tersebut ditargetkan selesai dibangun pertengahan 2023.

Ada dua langkah penanganan yang dilaksanakan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) yakni pembangunan sistem drainase dan pengendalian debit sungai. Pembangunan konstruksi prasarana pengendali banjir YIA sudah dimulai per September 2020 dan dibagi menjadi empat paket pekerjaan.

Paket pertama adalah pembangunan Pengaman Muara Sungai Bogowonto Sisi Barat dilaksanakan kontraktor KSO PT Bumi Karsa-Abipraya dengan nilai kontrak Rp 389,9 miliar. Paket kedua pembangunan pengaman Muara Sungai Bogowonto Sisi Timur dilaksanakan kontraktor KSO PT Wijaya Karya-Aneka Dharma Persada dengan nilai kontrak Rp 375,5 miliar.

Paket ketiga yakni pembangunan Prasarana Pengendali banjir Sungai Bogowonto beserta anak sungainya yang dilaksanakan kontraktor PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp 337,4 miliar. Terakhir paket keempat yakni pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Sungai Serang PT Pembangunan Perumahan dengan nilai kontrak Rp 268 miliar.

Wartawan: Hery Priyantono