Kominfo Dorong Humas Pemda Gaungkan Presidensi G20

JAKARTA,NUSANTARAPOS,-Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Usman Kansong mendorong praktisi komunikasi publik/Humas di Pemerintah daerah (Pemdap untuk terus mengaungkan Presidensi G20. Hal tersebut perlu dilakukan, mengingat hasil survei baru-baru ini menyatakan hanya 33 persen masyarakat tahu dan paham akan adanya perhelatan Presidensi G20.

“Artinya masyarakat belum cukup mendapatkan informasi tersebut. Ini merupakan kode keras kepada kita di bidang komunikasi publik atau Humas agar terus mengaungkan Presidensi G20 Indonesia, “ kata Dirjen IKP, Usman Kansong dalam sambutannya saat membuka kegiatan Bimbingan teknis (Bimtek) Pelaksanaan Kebijakan Sub Urusan IKP: Pengelolaan Relasi Media dan Public Speaking di Legian, Bali, Kamis (23/06/2022).

Karena itu Usman mengajak semua insan yang bergerak di bidang komunikasi publik untuk terus mengaungkan Presiden G20, terutama Humas di Pemerintah daerah (Pemda), tentunya dengan sumber daya yang mereka miliki. “Mohon maaf, kalo kementerian sudah cukup baik, di Jakarta (hampir) tidak ada sudut tanpa informasi tentang Presidensi G20 atau di Pemda yang tempatnya menjadi lokasi perhelatan G20 di Bali, dimana-mana kita melihat ada spanduk, baliho G20, tetapi di daerah-daerah lain belum, “ jelasnya

Lebih lanjut Dirjen IKP menyampaikan Presiden Joko Widodo yang beberapa kali mengeluhkan bahwa pemerintah mempunyai asset komunikasi yang melimpah tetapi kita kurang mampu untuk mengomunikasikan kebijakan pemerintah secara baik. Diakuinya, meski upaya pemerintah sudah sangat keras dalam mensejahterakan masyarakat tetapi persepsi masyarakat masih negatif.

“Contoh terakhir misalnya, ada persepsi positif masyrakat yang turun terhadap pemerintahan karena kenaikan harga-harga, padahal pemerintah sudah berusaha keras untuk meningkatkan atau mempertahankan daya beli masyarakat. Ini tanda bahwa kita belum optimal mengomunikasikan kepada masyarakat kebijakan pemerintah, “ ungkapnya.

Untuk memgomunikasi kebijakan tersebut, pemerintah perlu menjalin relasi dengan media sebagai bentuk simbiosis mutualisme mengingat baik pemerintah maupun media saling membutuhkan. Menjaga hubungan baik dengan media, merupakan hal yang penting. Dia mencontohkan, Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu sempat mengajak para pemimpin redaksi (Pemred) media ke Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur. “Hal ini juga sebuah upaya menjaga hubungan baik, sebelumnya kami di IKP juga mengumpulkan Pemred untuk melakukan press briefing tentang progress IKN, sehingga mereka paham apa sebetulnya yang sedang terjadi, apa kebijakan pemerintah, di daerah mungkin sudah dilakukan hal yang sama namun masih perlu diintensifkan, “ pungkasnya.

Sebelumnya, Sekda Provinsi Bali dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten Administrasi Pemerintahan, I Dewa Putu Sunartha mengapresiasi pelaksanaan Bimtek ini dan berharap melalui Bimtek ini akan menambah pengetahuan peserta tentang pengelolaan relasi media, sehingga akan terjalin hubungan yang baik antara aparatur pemerintah dengan media secara efektif dan efesien.

Menurutnya, menjalin hubungan baik dengan media tidak hanya mempermudah penyebarluasan informasi tetapi juga untuk bertukar informasi terkait dengan hal-hal yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat terutama dalam rangka mengakomodasi masukan-masukan dari masyarakat sebagai bagian dari upaya untuk penyempurnaan program p embangunan yang dijalankan oleh pemerintah.

Bimtek yang dihadiri oleh para pejabat bidang IKP di Dinas Kominfo Provinsi dan KabupatenK/ota ini menghadirkan dua orang narasumber praktisi komunikasi yang berpengalaman, yakni Dr. Emilia Bassar dan Dr. Devie Rahmawati. Dr Emilia Bassar memberikan materi dan pelatihan tentang public speaking, sementara Devie Rahmawati membawakan materi dan pelatihan tentang pengelolaan relasi media.

Dr. Devie Rahmawati menekankan tugas Humas/public relations (PR) menciptakan narasi yang mampu membius target audience karena seorang PR merupakan storyteller. “PR bukan soal strategi bicara, tapi juga menyiapkan strategi, PR mengerjalam bagaimana caranya orang yang tidak mengenal kita kemudian menjadi kagum dengan kita, “ujarnya.

Sementara narasumber lainnya, Emilia Bassar memberikan tips bagaimana menjadi seorang public speaker yang handal, antara lain mempersiapkan diri dan menguasai materi dengan baik. “Penting banget kita mengusai materi, bahkan materi saya ada 80 slide berarti saya harus menguasai 2 sampai 3 kali lebih banyak materi yang akan saya paparkan, “ungkapnya.

Selain itu, menurutnya penguasaan audience juga penting. Apalagi di era serba online, kita harus mengetahui siapa audience kita, berapa jumlah mereka, mereka pada level apa, siapa yang hadir tersebut, adakah diantara mereka yang berpengalaman. Jika ada audience yang menunjukan sikap bertentangan dengan kita, Emilia memberikan tips-nya. “Strategi saya, jangan terpengaruh oleh satu bahkan sampai 10 persen orang yang sikapnya itu barangkali negatif terhadap kita, gestur, jangan sampai anda mengorbankan 90 persen orang yang hadir, “pungkasnya.

WARTAWAN: DANIL