DAERAH  

Konsolidasi Poros Perubahan Lawan Oligarkis Berlanjut Ke Bandung Paska Solo

BANDUNG,NUSANTARAPOS,- Ratusan Aktivis se Bandung Raya dan dari berbagai daerah lainnya seperti tokoh aktivis nasional dari Jakarta, Solo, Semarang, Surabaya dll yang menamakan diri Komite Peduli Indonesia (KPI) bekerja sama dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menggelar dialog nasional bertema “Koalisi Rakyat untuk Poros Perubahan” di Ballroom Masjid Agung Trans Studio, Bandung, Jawa Barat maupun melalui virtual pada Minggu siang (26/6/2022).

Nampak hadir sejumlah tokoh aktivis dari Jakarta antara lain Rizal Fadilah (kolumnis), Ariady Ahmad,  MayJend TNI (purn) Budiman, Paskah Irianto, Sunjati, Swary Utami Dewi, Hendry Harmen, Radhar Tri Baskoro dll. Kumpulnya para tokoh aktivis di Bandung ini adalah lanjutan dari pertemuan sebelumnya di kota Solo awal Juni 2022 lalu.

“Tema yang diangkat cukup menarik, ‘Koalisi Rakyat untuk Poros Perubahan’. Ini kalau dalam kalimat yang lebih singkat, padat dan jelas adalah, Rakyat Bersatu Tak Bisa Dikalahkan!”, ujar Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat menjadi pembuka acara di Bandung (26/6/2022).

LaNyalla menekankan perjuangan DPD RI untuk judical review (uji materi) soal  Presidential Threshold (PT) 20 persen ke Mahkamah Konstitusi). Buat La nyala soal PT ini penting buat menepikan kemauan para Oligarkis yang mau mengatur Pilpres sesuai keinginan mereka.

Selain itu Syahganda Nainggolan saat menjadi narasumber diskusi menegaskan,  dirinya yang pernah di penjara di rezim Orba dan rezim Jokowi menekankan kerakusan Oligarkis yang kuasai berjuta juta hektar tanah. Termasuk soal Minyak Goreng yang kuasa oligarkis.

“Perlu ada kekuataan rakyat untuk hadapi para Oligarkis ini. Dengan adanya Ketua DPD RI yang progresif seperti La Nyalla bisa mewujudkan tujuan bersama dengan bergandeng tangan hadapi para Oligarkis”, ujar Syahganda.

Sementara itu Ferry Juliantono Sekretaris Jenderal PP Syarikat Islam menyoroti soal pasal 33 UUD 45 yang membongkar habis amandemen UUD sehingga perekonomian Indonesia di kuasai para Oligarkis.

“Akhirnya Perekonomian kita di kuasai segelintir orang. Ada 4 orang super kaya yang hartanya sama dengan 100 juta orang. Belum lagi hancurnya industrilisasi dan importir terbesar”, ujar Ferry.

Selain itu Jumhur Hidayat yang pembicara terakhir menyorot hasil kolusi para Oligarkhys yakni UU Omnibus Law atau UU Cipta Lapangan Kerja (Cilaka). Jumhur yang pernah di adili karena soal ini akan konsisten menggalang kekuataan Buruh sampai UU Omnibus Law di hapuskan total.

Pada kesempatan yang sama, Andrianto Aktivis Pro Demokrasi yang ikut sebagai pelaku sejarah reformasi 98 turut hadir serta mengapresiasi kegiatan poros perubahan. Bagi Andrianto yang pernah di Bui era Orba merasakan situasi kondisi era Orba dan kini tidak ada perubahan malah makin buruk dari sisi sistem Politik yang makin otoriter dan ekonomi yang dikuasai Oligarkis yang rakus dan serakah, pungkasnya. (Mars)