DAERAH  

Mas Syah Sampaikan Jawaban Bupati Trenggalek Atas PU Fraksi di DPRD

TRENGGALEK, NUSANTARAPOS – Rapat Paripurna yang diselenggarakan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bersama Pemkab Trenggalek kembali digelar pada Kamis (7/7/2022) bertempat di aula paripurna gedung DPRD.

Rapat paripurna kali ini dengan agenda penyampaian jawaban Bupati atas pandangan umum fraksi di DPRD tentang rancangan peraturan daerah (Ranperda) pertanggung jawaban pelaksanaan APBD 2021.

Jawaban Bupati atas penyampaian PU fraksi di DPRD disampaikan oleh Wakil Bupati Trenggalek Syah Muhammad Natanegara, sedangkan rapat paripurna di pimpin langsung Ketua DPRD Trenggalek Samsul Anam.

“Alhamdulilah fraksi menerima jawaban Bupati, meskipun ada beberapa koreksi dari PU fraksi, ini akan meningkatkan kinerja pemerintah,” kata Mas Syah sapaan akrab Wakik Bupati Trenggalek.

Lebih lanjut, Mas Syah menyampaikan bahwa apa yang disampaikan oleh fraksi akan menjadi koreksi meski telah mendapatkan predikat WTP dari BPK RI. Terutama dalam meningkatkan pendapatan asli daerah.

Hal itu karena hampir semua fraksi menanyakan adanya penurunan pendapatan asli daerah. Juga tentang belanja dan silpa menjadi pandangan umum pada fraksi. Meski demikian suka tidak suka harus disadari bahwa pendapatan dan penyerapan yang kurang maksimal karena adanya wabah covid-19 dan itu menjadi alasan terbesar.

Sedangkan untuk belanja modal yang dinilai sangat kecil dari belanja pegawai, sebenarnya setiap tahun belanja pegawai telah mengalami penurunan. Seperti di tahun 2020 belanja pegawai ada di angka 46 persen dari total APBD.

“Tahun 2021 turun di angka 42 persen, namun karena ada peraturan maka akhirnya terlihat menjadi besar,” ungkapnya.

Diterangkan Mas Syah, untuk belanja modal yang masih kecil dibawah 30 persen, ditahun depan akan dilakukan penambahan, namun itu juha tergantung kesepakatan dengan DPRD dalam ketentuannya.

“Pastinya akan di tingkatkan, karena pemerintah juga menginginkan pelaksanaan kegiatan bisa maksimal dan APBD berpihak pada rakyat,” ucapnya.

Masih menurut Mas Syah, adanya silpa besar sebenarnya terdapat banyak faktor, seperti sisa pekerjaan karena adanya penurunan penawaran lelang. Serta tidak terlaksananya kegiatan adanya wabah corona.

Apalagi pada postur silpa, dibagi menjadi dua yakni silpa yang bisa dimanfaatkan secara langsung dan tidak langsung. Namun yang terjadi saat ini silpa lebih besar silpa ada pada silpa yang tidak bisa secara langsung dapat digunakan. (Rudi)