BUDAYA  

Bupati Pacitan Indrata Ajak Masyarakat Malam Suronan Kenang Masa Lalu

PACITAN, NUSANTARAPOS, – Jelang malam 1 Syuro (1 Muharram 1444) tanggal 29 Juli 2022 Bupati Pacitan Indrata Nurbayuaji beserta rombongan Dinas – dinas dan masyarakat berjalan dari pendopo Kab.Pacitan menuju pantai Pancer.

Pada masa lalu pantai Teleng Ria dan Pancer (Teluk Pacitan) yang berlokasi tidak jauh dari pendopo Kab. Pacitan itu selalu banyak dikunjungi masyarakat lokal dan luar kota bahkan pengunjung dari luar kota H – 3 sudah ada yang memasang tenda di pinggir pantai.

Memang kegiatan larungan sempat vakum, kemudian kevakuman itu sempat dihidupkan kembali oleh Ikatan Paranormal Indonesia (IPI) Kab. Pacitan dan nelayan serta masyarakat sekitarnya dimana saat itu kegiatan larungan sesaji bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dengan dihadiri semua Muspida, Kiyai, Tokoh masyarakat dan diikuti ASN dengan berpakaian ala jawa (Beskab) dan pakaian ala kerajaan.

Namun demikian kegiatan larungan tidak semulus apa yang direncanakan, sampai-sampainya sempat bersinggungan dengan MUI namun bisa diambil jalan tengahnya sehingga bisa terealisasi dengan baik sampai selesainya acara.

Menghindari kesan syirik, kegiatan larungan menggandeng KH Umar Tumbu yang dikenal sebagai sesepuh Pacitan dan ikut mengawal jalanya prosesi dengan tema ‘Ruat Negari’.

Kegiatan suronan idealnya dihidupkan kembali dengan pertimbangan akidah masing-masing dan saling menghormati, mengingat penghuni laut selatan juga mahluk Allah, tinggal bagaimana cara kita mensikapi dan memaknai saja.

Dulu, tiap malam 1 Suro sepanjang pantai Teleng Ria sampai Pancer menjadi tempat favorit disamping karena tempatnya yang indah, larungan juga menjadi daya tarik wisata dan ritual yang luar biasa. Ibarat sumber mata air yang melimpah , larungan itu bisa mendatangkan pengunjung wisata secara melimpah juga.

Bupati Pacitan Indrata tampaknya mengingatkan kembali kepada kita untuk mengenang masa lalu tentang malam 1 Suro yang penuh kenangan disampaikan melalui pesan vedio yang beredar dimasyarakat seperti yang tertulis dibawah ini,

“Saya teringat masa lalu ketika malam 1 syuro, kita semuanya berkumpul di pantai telemg ria, dipantai pancer, disana datang dari segala penjuru dengan berjalan kaki, mungkin juga ada yang naik sepeda motor, sepeda onthel, parkir di seputaran pantai kemudian ke pantai bersama sama, ke pancer wira -wiri ( bolak balik) melakukan berbagai macam aktifitas, ada yang bakar ikan, berdo’a dan sebagainya.” kenangnya.

Mengatakan kepada awak media, (29/7/22) Bupati Pacitan merasa kangen suasana seperti itu sehingga pada saat malam Suro tepatnya 29 Juli malam ingin berjalan dari pendopo menuju pantai pancer.

“Monggo dulur semuanya kalau berkenan gabung bersama saya berjalan kaki, atau bergabung ditengah jalan, tidak ada sarat tidak ada ketentuan yang kusus, cukup niat baik kita untuk menyambut tahun baru islam kedepan ini yang lebih baik lebih bermanfaat, lebih barokah untuk kita semuanya.” ajaknya.

WARTAWAN: MUJAHID