Tempatkan Polisi Basmallah dan Asmaul Husna di Lokasi Unras, Ini Penjelasan Kapolda Metro

Jakarta, Nusantarapos – Kapolda Metro Jaya M. Fadil Imran mengusulkan perlu adanya tempat khusus bagi massa yang akan melakukan unjuk rasa (Unras) di wilayah DKI Jakarta atau disebut taman demokrasi.

Hal itu semata-mata dilakukan agar aksi unras tidak mengganggu ketertiban masyarakat, khususnya arus lalu lintas.

“Kita perlu tempat khusus, kita atur sedemikian rupa, ” ujar Irjen Fadil Imran usai memantau aksi unjuk rasa di depan Patung Kuda Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (23/9/2022).

Lanjut Fadil, dengan menempatkan massa di sebuah titik maka pengamanan akan menjadi lebih efektif. “Saya kasih contoh di Monas Barat Daya ini, saya kira ini akan jadi lebih efektif, lebih efisien, bagi kami sendiri, masyarakat, mahasiswa, teman-teman buruh yang akan melaksanakan unjuk rasa bisa memberitahukan. Objek yang akan dituju bisa kami komunikasikan, ” jelasnya.

Dalam hal ini, kata Fadil, polisi tidak hanya memperhatikan hak bagi peserta unras saja sebagai penyampai aspirasi, tapi juga hak masyarakat agar memperoleh kenyamanan di jalan raya.

“Bagaimanapun menyampaikan pendapat adalah suatu hak, tapi disisi lain kenyamanan warga Jakarta menjadi sebuah keniscayaan, sebuah hak juga yang harus diperhatikan, ” paparnya.

Kapolda juga menyatakan bahwa lokasi taman demokrasi tersebut sudah didiskusikan 6 bulan lalu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan rencananya akan dikomunikasikan kembali dengan PLT Gubernur DKI Jakarta berikutnya.

“Dan dengan PLT Gubernur berikutnya akan kita diskusikan lebih intens. Nanti dengan mahasiswa, teman-teman buruh, ormas, saya juga akan undang. Jadi mudah-mudahan itu akan menjadi kenyataan, ” harapnya.

Di sisi lain, mengenai aksi unras yang sering anarkis, Kapolda Metro Jaya telah membentuk polisi Basmallah dan polisi Asmaul Husna. Mereka akan bersholawat di lokasi unras. Tujuannya, selain menyejukan suasana, Kapolda ingin menunjukkan bahwa polisi mengawal peserta unras dengan sikap humanis.

Pasukan Basmallah yang dibentuk oleh Kapolda Metro Jaya/Foto: Arie Septiani

“Pasukan Basmallah dan Asmaul Husna itu dikumandangkan supaya suasananya menjadi tenang, adem, bahwa polisi mengawal, melayani unjuk rasa ini dengan kasih sayang. Kita tidak berharap terjadi bentrokan, keributan, gesekan. Etika, moral, adab sesama anak bangsa selalu kita ikuti, ” tandasnya.

Di tempat sama, salah satu tokoh masyarakat yang hadir di lokasi unras, Gus Rofi’i menyambut baik pembentukan polisi Basmallah dan Asmaul Husna itu.

“Dengan adanya pasukan Bismillah, kami sebagai masyarakat Indonesia, saya sangat senang sekali, bahagia sekali. Selama masih ada batas-batas kewajaran, saya lihat Polisi masih banyak yang mentolerir ya. Tentu mudahan-mudahan dengan bacaan basmallah ini pendemo harus tahu jam, sholatnya, tidak ada waktu menjamak itu tidak ada, masjid di sekitar sini ada, ” tandasnya.

Wartawan : Arie Septiani