HUKUM  

Diduga Kedubes Uni Emirat Arab Lakukan Pemutusan Hubungan Kerja Sepihak yang Tak Manusiawi

Fachrul Ulum Kuasa Hukum Zaid Albatta.

Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Pihak Kedutaan Besar (Kedubes) Uni Emirat Arab telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak tidak sesuai dengan aturan hukum yang ada.

Salah satu pekerja staff karyawan bernama Ziad Albatta warganegara Palestina diberhentikan dari pekerjaan oleh kedutaan Uni Emirat Arab (UEA) dinilai tidak manusiawi.

Zaid Albatta mengaku tidak mendapatkan pesangon dan pergantian uang pisah setelah mengabdi selama 6 tahun bekerja.

Menurut Ziad Albatta bahwa selama bekerja tidak ada masalah dalam bekerja apapun dengan pihak kedutaan UEA dan saya semua mengikuti aturan dan peraturan yang diterapkan.

“Salah satu yang tidak manusiawi dalam pemberhentian dan ada juga karyawan staff para pekerja lokal Indonesia diberlakukan sama seperti saya dan lebih kasar dengan ucapan dan makian yang didapat,” ujar Zaid melalui siaran persnya, Jumat (4/11/2022).

Sehubungan dengan masalah pemutusan hubungan kerja tersebut menurut Ziad akan melakukan meminta hak-hak yang ada dalam pemberhentian pekerjaannya sesuai dengan aturan dan peraturan yang ada baik hukum internasional dan hukum Indonesia.

Pihak Ziad sudah menunjuk pihak kuasa hukum/Advokat dari kantor Hukum Fachrul Ulum dan Rekan untuk melakukan upaya hukum, dihubungi dari kantor hukum Fachrul Ulum dan Rekan.

Diwakili oleh Kuasa Hukum/Advokat saudara Indra Gunawan, SH membenarkan bahwa “Pihak kedutaan Uni Emirat Arab telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak tidak sesuai dengan aturan hukum maka kami akan melakukan upaya hukum dengan mensomasi sebanyak 3 kali dan tidak ada respon yang baik,” jelasnya.

Setelah somasi 3 kali tidak direspon dari pihak kedutaan Uni Emirat Arab baru membalas surat somasi tersebut melalui kuasa hukum dari Kantor Hukum Haqqi dan Partner yang menyatakan pemberhentian tersebut sudah sesuai dengan aturan yang ada.

Perihal tersebut Indra Gunawan mengatakan “Sungguh tidak elok di pandang pada masyarakat bahwa Kedutaan Uni Emirat Arab selaku anggota G20 yang dilakukan konferensi di bali akan membuat tercoreng permasalahan hal ini dan bisa harus segera di selesaikan,” pungkasnya.