katan Istri Dokter Indonesia Berupaya Ikut Turunkan Stunting Bersama Pemerintah

UNGARAN- Ternyata dalam pelaksanaa untuk percepatan angka stunting di Indonesia bukan hanya isapan jempol belaka. Justru program percepatan penurunan stunting yang menjadi cita-cita bangsa sudah mulai dilakukan. Seperti halnya dengan yang dilakukan oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat berkolaborasi dengan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) yang dilakukan dengan cara sosialisasi kepada para istri dokter di Ungaran ini.

Perkembangan terakhir saat ini IIDI diberi tugas pokok melaksanakan kebijakan pembangunan baik mengenai angka kelahiran, kesehatan karena di tahun 2021 diberi mandat yang luar biasa dari Presiden RI yakni mengatasi permasalahan stunting dan yg ke 2 sebagai tugas  penghapusan kemiskinan SP

Menurut dr. Abidinsyah Siregar DHSM. MBA. M.Kes dalam sambutannya pada acara promosi dan KIE program percepatan stunting, Jumat (17/11/22)  mengatakan, “Kalau keluarga tidak memenuhi pendapatan 11900 per hari itu termasuk miskin ekstrim. Ini logikanya orang bekerja memenuhi kalori.Dengan kurangnya pendapatan per hari tersebut dapat mempengaruhi penyebab terjadinya stunting.”

Sementara itu drg. Widwiyono Kepala BKKBN Propinsi Jawa Tengah dalam sambutannya mengatakan bahwa stunting di Jawa Tengah ini menurut Studi Status Gizi Indonesia di tahun 2021 masih terdapat 24,4 persen angka stunting. Oleh karena itu di tahun 2022 propinsi tersebut telah menargetkan stunting turun di angka 3,5 persen atau menjadi 17,4 persen.

 

Sedangkan Dr. Hoslina Daulay, S.E., M.Si, Ketua PB IID mengatakan, sebagai istri dari seorang dokter yang menangani kesehatan masyarakat selalu berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan pendidikan anggota IIDI beserta keluarga dan masyarakat khususnya perempuan dan anak untuk ikut serta bersama-sama pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Indonesia sehingga wujud pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Indonesia dapat tercapai dengan baik.(ARSO)