OPINI  

OPINI ABSURD!

Penulis: Pengamat Kebijakan Publik Sugiyanto

Jakarta, Nusantarapos.co.id – Namanya Zeng Wei Jian alias Ken-Ken. Eks Pendukung garis keras mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Lantaran kritik Rocky Gerung dan Rizal Ramli kepada Pejabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Ken-Ken pun angkat suara.

Lewat tulisan dengan judul, ‘JAKARTA JAGA HERU’, Ken-Ken bilang, “Rizal Ramli dan Roki Gerung sok pinter Nyerang Pj Heru Budi”. Menurutnya, pengunaan diksi Heru adalah Anti Thesis Anies Baswedan adalah Salah.

Ken-Ken yang juga aktivis Tionghoa senior ini menganggap Anies Baswedan Antithesis Ahok, dan Pejabat Gubernur Heru Budi adalah “synthesis”. Ken-Ken berkata, “ Heru berperan sebagai “resolution of contradictions. Hebatnya President Jokowi milih figur yang tepat”.

Polemik tentang Anti Thesis muncul karena Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berbicara mengenai rencana membekukan (freeze) program jalur sepeda pada tahun 2023. Sedangkan pembuatan jalur sepeda tersebut dianggap merupakan program mantan Gubernur Anies.

Terkait hal tersebut, Dinas Perhubungan DKI Jakarta awalnya mengusulkan anggaran sebesar Rp38 miliar untuk pembangunan 535,68 kilometer jalur sepeda dalam dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2023.

Akan tetapi, dalam pembahasan APBD kedua anggaran tersebut dinolkan. Masalah pembahasan anggaran jalur sepeda terus berlanjut lantaran adanya kritik yang datang dari sejumlah komunitas sepeda dan organisasi. Bahkan pengamat politik fenomenal Rocky Gerung pun ikut bicara soal ini.

Rocky Gerung menganggap dihilangkannya program penyediaan jalur sepeda. bertentangan dengan gagasan G20, yakni pengurangan emisi karbon. Bahkan Rocky menganggap ada proyek De-Aniesisasi atau upaya penghilangan jejak kinerja Anies Baswedan.

Senada, dengan Rocky Gerung, pakar ekonomi dan politikus Top Rizal Ramli juga turut bicara. Menurutnya, diangkatnya Heru Budi Hartono menjadi Pj Gubernur DKI Jakarta merupakan bagian dari dendam Jokowi terhadap Anies Baswedan. Maksudnya, Presiden Jokowi sengaja mengangkat Pj Gubernur Heru untuk membabat apapun yang Anies pernah lakukan.

Pertanyaannya sekarang, apakah pendapat Rocky Gerung dan Rizal Ramli tentang De-Aniesisasi dan Pj Gubernur Heru akan membabat apapun yang Anies lakukan adalah benar?

Jawabnya, tentu tidak benar alias salah bin keliru! Pendapat Rocky dan Rizal tersebut dapat dianggap sebagai opini absurd atau tidak masuk akal.

Mana Mungkin Pj Heru tak paham gagasan G20 terkait pengurangan emisi. Mana Mungkin Presiden Jokowi memilih Pj Gubernur karena dendam dengan Anies. Mana Mungkin diangkatnya Pj Gubernur Heru hanya untuk membabat apa pun yang pernah Anies lakukan di DKI Jakarta.

Padahal terkait kebijakan anggaran jalur sepeda, penundaan untuk menambah pembangunan jalur sepeda di Jakarta karena itu karena Pj Heru Budi Hartoko ingin lebih dulu memastikan kualitas jalur yang telah terbangun berfungsi dengan baik. Nah, dari sini jelas ya, tujuan Pj Heru Budi bagus, yaitu ingin kuantitas jalur sepeda bisa lebih baik. Artinya mengejar target kuantitas atau banyak dan panjangnya jalur sepeda saja adalah bukan segalanya.

Sebagai contoh Jalur sepeda di Jakarta dengan Eropa jelas berbeda. Di negara Eropa, kondisi jalur sepeda baik serta menunjang aktivitas warga sekitar. Sedangkan di Jakarta jalur sepeda bisa berubah fungsi menjadi apapun, seperti tempat parkir, tepat untuk pedagang dan lainnya. Dengan demikian, sesungguhnya langkah Pj Gubernur Heru menunda dan atau mengevaluasi untuk tujuan kualitas jalur sepeda di DKI Jakarta adalah langkah tepat.

Tentunya, penundaan atau evaluasi penambahan jalur sepeda bisa meningkatkan kualitas.Tidak semua tempat di Jakarta bisa dibuat jalur sepeda. Di Jakarta panas sedangkan di Eropa kondisi alamnya mendukung bagi penguna sepeda. Sehingga evaluasi jalur sepeda menjadi penting. Harapannya, jalur sepeda di Jakarta bisa seperti di Eropa, yakni dapat juga berfungsi untuk menunjang aktivitas warga Jakarta.