KKP-Seychelles Kolaborasi Tingkatkan Kualitas SDM untuk Sukseskan Implementasi Ekonomi Biru

JAKARTA, NUSANTARAPOS – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkolaborasi dengan Seychelles dalam peningkatan pengetahuan dan keilmuan mengenai blue carbon untuk mendukung Blue Economy.

Kolaborasi tersebut berupa pelaksanaan kegiatan Training on Trainers (ToT) on the Blue Economy Program yang berlangsung secara hybrid diikuti 700 peserta, Kamis,(9/2). Hadir tiga narasumber dari United Kingdom Blue Economy Solution, yakni Ralph Chami, Jonathan Turner, dan Andrew Hamflett.

“Kegiatan ini merupakan rangkaian kolaborasi antara KKP dan Seychelles yang sudah diinisiai sejak tahun 2021, dalam rangka penajaman blue economy serta memberikan tambahan pengetahuan dan keilmuan mengenai Blue Carbon, Blue Bond, dan Marine Protected Area, serta pentingnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan, untuk menjamin keberlanjutan ekosistem perikanan di Indonesia, mendorong distribusi ekonomi yang merata di wilayah pesisir, meningkatkan daya saing produk perikanan di pasar global, hingga sebagai solusi persoalan iklim dengan terjaganya ekosistem blue carbon ,” papar Nyoman pada kegiatan tersebut.

Blue carbon merupakan cadangan emisi yang diserap, disimpan dan dilepaskan oleh ekosistem pesisir dan laut. Di Indonesia, blue carbon tersebar di ekosistem pesisir seperti hutan mangrove, hutan bakau, padang lamun, maupun lahan gambut di kawasan pesisir.

Ekosistem blue carbon juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat pesisir. Mengingat pentingnya blue carbon bagi kelangsungan ekosistem dunia dimana Indonesia berperan dalam menyumbang ketersediaannya maka menjadi kewajiban kita bersama untuk menjaga kelestarian ekosistem terutama mangrove, lamun maupun rumput laut.

“Kami mengharapkan kegiatan ini memberikan pencerahan kembali bagi kita semua akan pentingnya pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan. Menerapkan konsep blue economy dengan mengembangkan kreativitas dan inovasi yang dapat menciptakan industri baru dengan memanfaatkan sumberdaya seefisien mungkin untuk kesejahteraan masyarakat,” tegas Nyoman.
Melalui ToT, Nyoman juga berharap kegiatan serupa dapat dilanjutkan dengan menyasar peserta yang lebih luas lagi, khususnya kepada peserta didik yang ada di satuan pendidikan lingkup KKP, sebagai bahan ajar.

Dalam kesempatan tersebut, Andrew Hamflett mengapresiasi kebijakan Indonesia yang memiliki program memperluas kawasan konservasi sampai dengan 30 persen dari total luas kawasan perairan Indonesia. Menurutnya, kunci keberhasilan Marine Protected Area adalah manajemen.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala BBRSEKP, Rudi Alek; Deputy Seychelles Mission for ASEAN Jakarta, Jordy Pratama; serta para pejabat lingkup BRSDM KKP.

Sebagai informasi, lima program ekonomi biru KKP meliputi perluasan target kawasan konservasi perairan, penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budidaya perikanan ramah lingkungan khususnya untuk komoditas unggulan ekspor (udang, kepiting, rumput laut, lobster), pengelolaan berkelanjutan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta penanganan sampah plastik di laut melalui program Bulan Cinta Laut.