DAERAH  

Refleksi 69 Tahun GMNI, Kader GMNI se-Surabaya Adakan Diskusi Refleksi Dualisme

Nusantarapos.co.id, Surabaya – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mengadakan agenda Bersama Diskusi Refleksi dan SOTR yang dihadiri oleh 4 DPK (GMNI FIS UNESA, GMNI UNESA LIDAH, GMNI FH UPN, dan GMNI UNIPA) dan Komisariat Carteker Universitas UNDIKA. Sebelum menjelang sahur bersama kawan-kawan GMNI melalukan refleksi 69 Tahun, dengan pembahasan dualisme yang ada saat ini.

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) terlahir dari fusi Gerakan Mahasiswa Marhaen, Gerakan Mahasiswa Merdeka, dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia. Pada zaman dulu Gerakan ini di afiliasikan oleh Partai Nasional Indonesia (PNI) menjadi Gerakan Mahasiswa Indonesia. Namun, pada orde baru timbullah dualisma akibat dinamika perbedaan pola pikir antara kader GMNI sendiri yang menghasilkan dualisme GMNI dengan ideologi yang tetap sama, yakni ideologi Marhaenisme.

Dinamika yang terjadi tentu saja membawa revolusi perjuangan pergerakkan dari berbagai jejakan aksi nyata hingga saat ini. Sudah banyak tanah dan angin setapak yang dilalui. GMNI dari era pasca orde-lama sampai pada masa sekarang tetap membawa perjuangan secara kebersamaan, pergerakkan, dan aksi yang dilandasi oleh ideologi marhaenisme. Tugas kita sebagai kader GMNI di masa ini adalah mempertahankan kekokohan perjuangan Marhaenisme dalam refleksi 69 tahun GMNI. 4 Komisariat yang tergabung dalam kegiatan diskusi refleksi 69 tahun GMNI dan SOTR berharap bahwa kader GMNI di seluruh Indonesia dapat merawat perjuangan yang sudah dilalui para kader-kader luar biasa yang terus beregenerasi hingga masa 69 tahun ini.

“Berbicara tentang dualism di dalam sebuah organisasi merupakan suatu hal yang lumrah dikarenakan banyaknya pemikiran-pemikiran dan potensi-potensi dari kader organisasi yang belum terakomodir sepenuhnya untuk direalisasikan di dalam organisasi. Namun yang perlu digaris bawahi dalam berorganisasi yaitu kita harus selesai dengan diri kita sendiri terlebih dahulu dan menanamkan rasa cinta terhadap organisasi sebelum memiliki keinginan lebih untuk membangun organisasi menjadi lebih baik lagi. Dalam hal dualisme seperti ini peran dan kebijakan pimpinan organisasi sangatlah penting untuk memberikan keputusan arah gerak organisasi dengan memberikan masukan dan opini yang tidak subjektif dengan kata lain, setiap orang memiliki versi kebenaran masing-masing dalam memandang sesuatu yang dipengaruhi oleh aspek emosional dan keyakinan pribadi masing-masing. Tetap berfokus untuk membangun rumah-rumah komisariat dengan memberikan wadah bagi potensi-potensi dan pemikiran-pemikiran kader organisasi agar roda organisasi tetap berjalan sebagaimana mestinya,” Ujar Kakom GMNI Hukum Veteran.

“Sebagai refleksi dies natalis GMNI ke-69 tahun ini harapannya kader generasi sekarang dapat terus memperbarui taktik dan arah gerak perjuangan dari GMNI sendiri sesuai dengan kebutuhan zaman. Dualisme bukanlah suatu penghalang untuk kita berdinamika dan berproses, namun akan lebih baik jika kita kompak bersatu melangkah bersama guna meningkatkan sinergitas perjuangan barisan marhaenis untuk mereka yang termarjinalkan,” ungkap Bung Christo Kakom GMNI Unesa Lidah.

Kegiatan diskusi refleksi dan SOTR dalam peringatan 69 tahun GMNI dilaksanakan pada hari Selasa, 28 Maret 2023, pukul 22:00 WIB sampai dini hari. ke-4 DPK GMNI di lingkup universitas yang berbeda di wilayah Surabaya ini bersama sama mengadakan kegiatan diskusi refleksi dalam rangka DIES NATALIS GMNI ke-69.

“Refleksi dilakukan guna mengenang, menghargai, dan juga membakar semangat para kader untuk bisa terus melanjutkan tombak perjuangan GMNI hingga pilar tahun selanjutnya,” Kata Bung Toni Selaku KAKOM GMNI FIS UNESA.

Tidak berhenti disitu, setelah kegiatan refleksi diadakan, para Kader GMNI melakukan implementasi aksi nyata yakni Sahur on the Road sembari melakukan kegiatan berbagai kepada para kaum marhaen dijalan. Para kader menyuarakan keagungan dan kebanggaan akan perjuangan yang sudah dilakukan selama 69 tahun dengan berbagai dinamika yang luar biasa.

Dengan diadakannya agenda bersama ini, kebersamaan, serta kepenerusan perjuangan GMNI akan ideologi yang dianut yakni marhaenisme akan terus berlanjut dengan mengukir dinamika baru yang regenerasinya akan terus bersinar demi memperjuangkan kaum marhaen.

“Harapannya hari ini adalah awal untuk memulai langkah besar, merefleksikan 69 tahun harusnya dijadikan moment untuk persatuan antara DPP Arjuna-Dendy dan DPP Imanuel-Somar. Kami siap menjadi tuan rumah tuan rumah untuk mempertemukan pengurus DPP Arjuna-Dendy dan DPP Imanuel-Somar, kami akan memastikan keamanan dan fasilitas aman untuk kedua kubu. Kami sebagai basis historis terbentuknya GMNI, dualisme GMNI dapat selesai di usia 69 ini” ujar Bung Iqbal Selaku Demisioner BIDPOL Surabaya. (nvn)