Menko PMK dan Menkop Kunjungi SMA Muhi, Gencarkan Gerakan Koperasi Siswa

Yogyakarta, Nusantarapos – Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia menyelenggarakan Seminar Revitalisasi Koperasi Sekolah dengan tema “Revitalisasi Koperasi Sekolah Konsistensi Gerakan Koperasi Berkelanjutan Agar Generasi Masa Depan Bangsa Bangga Berkoperasi Indonesia Maju”.

Seminar ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Juli 2023 di Graha As Sakinah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Kegiatan ini dimulai pukul 08.30 WIB dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Koordinator PMK, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti sebanyak 400 orang yang terdiri dari Kepala Sekolah, Pembina Kesiswaan dan Pengurus OSIS/IPM/IPNU dan Perwakilan Pengurus Koperasi di Yogyakarta dan sekitarnya.

Muhammad Ikhwan Ahada, M.A selaku Ketua PWM Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam sambutannya menyatakan bahwa sekolah-sekolah Muhammadiyah di DIY telah memiliki koperasi siswa. Menurutnya koperasi siswa bisa menjadi media bagi peserta didik untuk belajar mengelola usaha. “Terima kasih kepada Kementerian Koperasi dan UMKM yang telah mempercayakan kegiatan ini di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta” pungkas beliau. Seminar dibuka secara resmi oleh Menteri Koperasi dan UKM Drs. Teten Masduki. Dalam sambutannya disampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan untuk memberikan arah kesadaran baru pentingnya berkoperasi siswa dilakukan di seluruh sekolah. Selain itu menjadi katalisator kebangkitan koperasi sekolah di Indonesia yang diinisiasi oleh tokoh muda milenial yang cinta dan bangga dengan koperasi, yang menginginkan arah ekonomi bangsa berubah dan mampu menjadikan bangsa Indonesia mandiri dan berkedaulatan.

“Ada 5 tantangan dan isu strategis terkait Koperasi. Pertama, belum ada penetapan acuan kebijakan nasional terkait pembudayaan sistem ekonomi kerakyatan melalui platform koperasi (asas gotong royong & etika kolektif). Kedua, semangat dan pengamalan nilai-nilai Pancasila (gotong-royong, kemandirian & kebersamaan) yang belum terpatri kuat, kaitannya dalam upaya menyokong kesejahteraan hidup melalui sistem perekonomian rakyat yang inklusif. Ketiga, masih adanya ketimpangan akses terhadap penguasaan modal maupun pemerataan prasarana pendukung dalam aktivitas ekonomi rakyat berbasis koperasi, sehingga tingkat ketimpangan {gini ratio) masih relatif tinggi. Keempat, masih kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing untuk merespon perkembangan pasar nasional dan internasional. Kelima, masih kurangnya upaya edukasi maupun sosialisasi “menarik” tentang pembudayaan sistem ekonomi kerakyatan melalui koperasi, terutama bagi generasi muda. (Populasi generasi milenial, generasi Z, dan generasi post gen Z mencapai 64,69% dari total 270,20 juta jiwa penduduk Indonesia, menjadi potensi besar sebagai penggerak ekonomi kerakyatan),” papar Drs. Teten Masduki.

Setelah pembukaan seminar selesai, Drs. Teten Masduki beserta rombongan menuju ke 27 stan pameran koperasi yang ada di halaman SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan berdialog dengan para pengurus koperasi. Sekitar pukul 10.30 WIB kemudian dengan diskusi dari para praktisi koperasi sekolah di Indonesia (siswa dan guru Pembina koperasi siswa) dari praktisi koperasi sekolah kaliber dunia dari Natcco Filipina dan Praktisi Koperasi Sekolah di Indonesia. Perwakilan Natcco Filipina Mark Edieson Matias, Teresa Paula dan Hazel Ann Lenida dalam diskusi panelnya menyatakan perlunya memberikan rekognisi kebanggaan berkoperasi di kalangan siswa dengan pengelolaan koperasi sekolah secara digital, siswa tertarik bergabung bersama di koperasi sekolah wadah pengembangan karakter wirausaha/enterprenuership di kalangan siswa. Sekolah juga perlu membangun jejaring networking koperasi sekolah secara global agar mampu bersinergi berkolaborasi bersama masyarakat dan dunia usaha global.

Pukul 13.00 WIB kegiatan dilanjutkan dengan Best Practices dari Ketua Koperasi Ponpes Al Ittifaq, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII), dan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM). Dalam sesi ini ditekankan bahwa Internalisasi Gerakan ayo berkoperasi yang dilakukan secara mendasar menyasar sekolah jenjang menengah (SMP/MTs, SMA/SMK/MA) memberikan legasi bahwasanya kesadaran berkoperasi harus dilakukan sejak dini. Menumbuh kembangkan karakter berkoperasi harus dilakukan secara massif dan sistematis. Landasan fundamentalnya, kelak mereka akan memainkan peranan terpenting di kala 100 Tahun Indonesia Merdeka yang diperkirakan Tahun 2045 nanti bangsa ini mengalami surplus demografi.

Seminar ditutup sekitar pukul 15.30 WIB dengan dialog Bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P dengan tema “Revolusi Mental Gerakan Indonesia Mandiri Bersama Bangga Koperasi di Sekolah Melalui Koperasi Siswa.”

Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P menyatakan bahwa cita-cita luhur founding father bangsa menginginkan bangsa yang mandiri dan memiliki kedaulatan. Salah satu aspek terpenting dalam kemandirian dan kedaulatan bangsa adalah dalam hai ekonomi. Kuatnya ekonomi akan menjadikan bangsa yang maju dan berdikari. Konsep ekonomi yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa adalah ekonomi yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Keinginan luhur falsafah ekonomi yang dibangun terejawantah dalam konstitusi kita melalui UUD 1945 tercermin dalam Pasal 33. Dimana, mendasari prinsip mengenai demokrasi, ekonomi oleh semua, untuk semua dimiliki oleh masyarakat. Sehingga kemakmuran masyarakatlah yang menjadi utama bukan dimiliki oleh segelintir orang dan beberapa pihak tertentu. Prinsip yang dijadikan adalah berasaskan gotong royong dan kekeluargaan. Hal tersebut termanifestasikan dalam koperasi yang berlandaskan ekonomi Pancasila dan kerakyatan.

“Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala. Dengan semangat revolusi mental ini semoga koperasi mampu tumbuh menjadi kekuatan besar untuk Indonesia maju 2045” pungkas beliau.

Penanggung jawab : Yusron Ardi darmawan, M.Pd