"

Gelar Raker, Komisi IV DPRD Trenggalek Bicara Bansos dan Pelayanan Kesehatan

Situasi rapat kerja Komisi IV DPRD Trenggalek bersama OPD mitra

TRENGGALEK, NUSANTARAPOS,- Gelar rapat kerja bersama organisasi perangkat daerah (OPD) mitra, Komisi IV DPRD Trenggalek beri beberapa rekomendasi mulai dari pemberian bantuan kepada lansia tunggal hingga pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas, Kamis (31/8/2023).

Hal itu disampaikan Sukarodin Ketua Komisi IV DPRD Trenggalek usai rapat, pihaknya juga menerangkan bahwa pelayanan kesehatan yang ekslusif saat ini di butuhkan agar masyarakat tidak beralih ke pelayanan kesehatan daerah tetangga.

“Telah kita pastikan dinas sosial untuk memberikan bantuan kepada seluruh lansia tunggal yang tercatat,” kata Sukarodin usai rapat dengan agenda membahas rancangan peraturan daerah APBD perubahan 2023.

Itu ditegaskan karena berdasarkan data dari Dinsos lansia tunggal adalah lansia yang hanya tinggal sendiri dengan dibuktikan di dalam KK sendiri dan tinggal sendiri tanpa ada pengampu.

Berdasarkan data ada sebangak 447 dan saat ini masih ada anggaran hanya untuk sekitar 130 lansia saja. Padahal dalam pemberian bantuan tersebut per lansia hanya menerima Rp 150 ribu saja setiap bulannya.

“Maka kita minta data berapa lansia tunggal yang belum di anggarkan karena ada yang belum mendapatkan bantuan sama sekali, dan ini wajib untuk di anggarkan di empat bulan tahun berjalan,” pintanya.

Kemudian dituturkan Sukarodin, untuk rencana operasional RSUD panggul ternyata di APBD perubahan tidak ada tambahan anggaran. Sehingga yang bisa dilakukan hanya melakukan efisiensi kegiatan pada APBD induk yang tidak terlaksana.

Misal anggaran operasional sekitar Rp 1 miliar yang tidak bisa terserap agar digeser sebagai anggaran pengadaan alkes. Juga dari sisa tender DBHCHT juga agar di cek bisa digunakan langsung atau tidak sebagai upaya melengkapi kebutuhan alkes.

“Sedangkan di RSUD dr Soedomo, dua hal menarik dimana setiap tahun telah dibicarakan tentang pelayanan eksekutif,” terangnya.

Sukarodin menjelaskan bahwa pasien di Trenggalek yang memiliki uang minta di layani oleh RSUD tetangga karena ada pelayanan VIP dokter spesialis, namun di RSUD Trenggalek belum ada pelayanan itu.

Alasannya, pelayanan eksekutif belum bisa dilaksanakan kare tempat yang belum tersedia, dan akhirnya akan di pakai lantai satu di gedung RSUD yang kemarin menjadi ruang rawat VIP. Maka di tahun 2024 harus sudah ada target pelaksanaan pelayanan eksekutif khusus dilayani dokter spesialis agar praktek bersama di waktu tertentu.

Juga ada tentang penataan warung yang ada di lingkungan RSUD akan dibikin foodcourt dan kurang tiga lokasi untuk di selesaikan di bulan desember.

“Sehingga depan IGD tidak menjadi kawasan kumuh, agar ada rasa nyaman dan lalu lintas lancar,” imbuhnya. (ADV)