DAERAH  

Ketua Umum Srikandi TP Sriwijaya Angkat Bicara Kasus KDRT Maut di Jagakarsa

Bengkulu, Nusantarapos – Keluarga Besar Srikandi Tenaga Pembangunan (TP) Sriwijaya menyampaikan rasa duka mendalam kepada keluarga Ibu Devnisa Fitri (31) atas KDRT maut yang dialaminya.

Pastinya Ibu Devnisa mengalami trauma yang sangat dalam, selain mengalami luka fisik akibat pukulan dan siksaan suaminya. Tak hanya itu ia pun kehilangan 4 orang buah hatinya yang dibunuh suaminya dalam waktu bersamaan.

Hal ini disampaikan Nyimas Aliah SE. S.Sos. M.Ikom selaku Ketua Umum Srikandi TP. Sriwijaya melalui WhatsApp kepada media Nusantarapos secara direct hari ini, Rabu (13/12/2023).

Nyimas Aliah menuturkan, Kami ikut mendo’akan semoga Ibu Devnisa segera pulih dari traumanya, rasa sedih dan diberi kekuatan dari Allah SWT atas ujian yang teramat berat ini.

Sambungnya, sungguh, kita semua dikagetkan dengan kejadian di Jagakarsa ini, apalagi kami dari Srikandi TP. Sriwijaya baru saja usai melaksanakan kegiatan 16 Hari Kampanye Anti Kekerasan terhadap Perempuan pada 5 Desember yang baru lalu.

“Dalam rundown acara tersebut, antara lain terdapat talk show yang dilanjutkan dengan deklarasi menolak segala bentuk Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak,” ucap Nyimas Aliah.

Nyimas Aliah mengungkapkan, merasa sangat prihatin dan khawatir dengan makin meningkatnya kasus KDRT dan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Indonesia, terlebih lagi Ketika menyimak data yang disajikan situs resmi UNODC (United Nations Office for Drugs and Crime), pada tahun 2020, sekitar 47 ribu perempuan dan anak perempuan tewas dibunuh oleh pasangannya atau anggota keluarganya.

“Ini artinya, rata-rata satu perempuan atau anak perempuan dibunuh setiap 11 menit.
Yang mengerikannya lagi, angka ini mungkin bisa terus meningkat, jika femicide dan kekerasan terhadap perempuan tidak dihentikan,” ujarnya.

Lebih lanjut diungkapkan Nyimas Aliah, menurut situs resmi 16 Days of Activism, 50 persen dari pembunuhan terhadap perempuan dilakukan oleh pasangannya sendiri.

Kemudian, data yang dihimpun oleh UNODC menyimpulkan bahwa pembunuhan terhadap perempuan itu terjadi bukan karena tindakan yang spontan atau tak jelas. Pembunuhan itu justru disebabkan oleh kekerasan terhadap perempuan yang sudah berlangsung lama dan terus menerus terjadi, hingga berujung pada penghabisan nyawa.

“Sangat pilu melihat 4 orang anak – anak yang lucu harus mati ditangan bapak kandung yang seharusnya melindungi mereka. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk mengevaluasi semua lini yang seharusnya bertanggung jawab agar hal ini tidak terjadi,” imbuhnya.

“Atas kejadian ini, kami dari Srikandi TP. Sriwijaya dalam waktu dekat akan mengadakan pelatihan pencegahan kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, bagaimana kekerasan itu bisa diminimalisir agar tidak sampai ke jadian yang lebih berat dan berdampak maut bagi korban,” tegasnya.

Selain itu perlunya Lembaga mediasi yang mudah dijangkau oleh Masyarakat,” pungkasnya. (Guffe)