Tradisi Pagelaran Wayang Beber Jaka Kembang Kuning di Dusun Karangtalun, Desa Gedompol, Pacitan

PACITAN, – Tradisi Pagelaran Wayang Beber Jaka Kembang Kuning di Dusun Karangtalun, Desa Gedompol, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, memiliki akar yang kuat dan dimulai sejak zaman Jaka Tingkir. Pagelaran ini rutin diselenggarakan setiap tahun pada bulan Sura sebagai perayaan hari kelahiran Dewi Sekartaji, tanpa adanya aturan khusus yang mengaturnya.

Persiapan atau Uborampe menjadi bagian integral dari tradisi pagelaran Wayang Beber Pacitan ini. Persiapan tersebut mencakup berbagai perlengkapan dan makanan khas yang disajikan dalam acara tersebut. Uborampe dilakukan dengan cermat dan penuh kehati-hatian sebagai bagian dari proses persiapan yang dihormati dalam tradisi ini.

Fokus utama dalam Pagelaran Wayang Beber Pacitan adalah kisah atau lakon Jaka Kembang Kuning. Kisah ini mengisahkan tentang cinta yang mengharukan antara Raden Panji Amarabangun dan Dewi Sekartaji. Kisah ini tidak hanya menghibur tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan dan cinta yang mendalam kepada para penontonnya.

Wayang Beber sebuah seni pertunnjukan yang telah berkembang sejak jamam Majapahit dan diteruskan kepada jaman Wali Songo.  Untuk lukisannya disempurnakan jangan sampai menyerupai patung dan disesuaikan dengan syariat islam. kemudian berkembang dan disempurbakan pada Kerajaan Pajang jaman Jaka Tingkir sampai pada Mataram Islam.

Menurut R.M. Oetojodan Serrurier, Wayang Beber adalah bentuk asli dari wayang (Mertosudono, 1993:37). Wayang dalam bentuk ini dianggap sebagai manifestasi yang sesungguhnya dari wayang, karena gambar-gambar yang ditampilkan pada Wayang Beber diukir dan digambar, serta disajikan secara berurutan (Mertosudono, 1993:37). Wayang Beber ini biasanya diciptakan dari kertas Jawa atau kertas daluang. (Tri H)