Launching TGX Southern Paradise, Gus Ipin Beri Faktor X untuk Trenggalek

TRENGGALEK, Nusantarapos.co.id – Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin alias Gus Ipin ingin menunjukkan faktor X dalam peningkatan destinasi wisata. Target tersebut di canangkan dengan meluncurkan TGX Southern Paradise.

Pihaknya berkeinginan akan ada brand terbaru di Kabupaten Trenggalek dalam mengelola potensi pariwisata dalam pengembangan faktor yang tersedia lainnya.

“City Branding ini sendiri merupakan bagian dari perencanaan tata kota Kabupaten Trenggalek,” kata Gus Ipin, usai melaunching di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Sabtu (2/3/2024).

Dirinya juga menyampaikan ke depan program ini yang ditujukan untuk membangun diferensiasi dan memperkuat identitas Kabupaten Trenggalek demi menarik keingintahuan orang terkait Trenggalek.

Dengan branding baru TGX Southern Paradise Mas Bupati Arifin ingin membangun citra positif Kabupaten Trenggalek. Membedakan Trenggalek dengan kabupaten-kabupaten yang lain demi menarik wisatawan.

“Terutama menarik minat investor serta perdagangan dan tentu harapannya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” harap Gus Ipin.

Menurutnya, filosofinya TGX itu Trenggalek dengan faktor X, dimana Faktor X bisa mempengaruhi ekonomi tanpa harus merusak lingkungan. Maka dari itu, logonya dieksplor dari kekayaan asli Trenggalek.

Ada bukit, kemudian ruang-ruang hijau. Serta punya sungai, juga punya ruang ruang seperti laut yang bisa dinikmati tanpa harus di rusak. jadi ini beberapa pesannya.

Kemudian harus diaktivasi dengan beberapa event dan juga festival. Warna merah dan hijau merupakan warna-warna dominan di lambang daerah. “Perisai-nya, kalau melihat logo Trenggalek itu warnanya, warna hijau, berarti ketangguhan dan kemakmuran. Terus warna merahnya itu terdapat di pita yang bertuliskan Jwalita Praja Karana, yang artinya bersinar karena rakyat-nya,” tegasnya.

Jadi TGX ini diharapkan Gus Ipin dapat memberikan warna merah itu, sambungnya menambahkan. Harapannya Trenggalek harus punya faktor X yang kemudian memancing untuk maju.

“Faktor X-nya kita pilih, ekonomi yang lestari, ekonomi yang regeneratif. Kemudian fungsinya apa? faktor X selanjutnya, harus benar-benar bersinar karena rakyat,” imbuh Nur Arifin usai melaunching City Branding daerahnya.

Jadi usahanya bukan hanya Top Down, tetapi harapannya juga gotong royong semua pihak. “Seperti contoh di Desa Wisata Watu Agung, di Pandean Dongko, ddu awalnya konservasi sungai” tutur Bupati muda itu.

Kemudian naik statusnya dari konservasi sungai menjadi desa wisata. Desa wisata kemudian ter-Rekognisi atau diakui, sebagai 50 desa wisata terbaik se-Indonesia. Apalagi suasana desa di Trenggalek sudah diangkat ke layar lebar berjudul Sinden Gaib yang hingga kini masih tayang di bioskop. Tentunya hal itu dapat menarik wisatawan dari daerah lain untuk berkunjung ke Trenggalek.

“Kemudian ternyata di dalamnya ada cerita. Terus ceritanya bisa dijual. Dijual, jadi film yang filmnya belum ada 1 bulan tayang, “Sinden Gaib” yang nonton udah 500 ribu lebih, ” paparnya.

Dia ingin, kesuksesan di film itu berdampak di lapangan. “Terus kita kasih ide, nggak apa-apa ada event atau paket wisata Sinden Gaib. Kita mereproduksi semua adegan adegan di film, ” terang Gus Ipin.

Menurutnya, semua adegan-adegan di film itu diambil di Trenggalek. “Jadi tidak susah untuk melakukan adegan tarian Turonggo Yakso di atas batu,” pungkasnya. (ADV)