Sampah Plastik di Pesisir dan Laut Indonesia Sangat Memprihatinkan

Jakarta, Nusantarapos – Peneliti muda dari Pusat Penelitian Oseanografi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O-LIPI) Muhammad Reza Cordova menegaskan, bahwa penggunaan plastik dalam berbagai kegiatan manusia menyebabkan produksi plastik semakin meningkat.

Polusi plastik awalnya dilihat sebagai masalah estetika, tetapi banyak penelitian selama beberapa dekade terakhir menunjukkan biota laut yang terkena dampak negatif oleh adanya plastik terutama salah makan dan tersangkut atau terjerat.

Menurut Reza, pada tahun 2050 diprediksi jumlah sampah plastik akan melebihi jumlahikan, dan jumlah mikroplastik melebihi plankton laut sehingga dapat mengancam kehidupan laut dan juga manusia.

Hal itu akan menyebabkan Indonesia dianggap sebagai salah satu penghasil sampah plastik di laut terbesar kedua di dunia. Informasi polusi sampah dan dampaknya terhadap organisme laut secara resmi di Indonesia masih terbatas.

” Disisi lain penelitian tentang sampah plastik di ekosistem perairan laut masih sedikit dilakukan di Indonesia,” ujarnya di Jakarta, Rabu (12/12/2018).

Reza menjelaskan,  pemecahan masalah sampah plastik di laut perlu dilakukan untuk mendukung Sustainable Development Goal 2030.  Pada World Ocean Summit tahun 2017, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman  akan mengalokasikan dana sebesar Rp. 13 triliun per tahun untuk menurunkan 70% sampah laut.

Hal tersebut menunjukan pentingnya kajian penelitian terkait sampah laut. Sampah plastik secara umum terbagi menjadi ukuran besar dan ukuran mikroskopis.

Lebih jauh Reza mengatakan, kajian penelitian sampah laut dan mikroplastik di Indonesia saat ini menjadi salah satu isu penting.  Bahkan pihaknya telah melakukan kajian terhadap 18 pantai di Indonesia yang terdampar oleh sampah.

Selain itu, tambah Reza, ada13 pesisir di Indonesia dijadikan area sampling mikroplastik di permukaan air, delapan lokasi untuk mikroplastik di sedimen dan satu genus ikan (Stolephorus sp) dari 10 lokasi se-Indonesia.

Sampah dominan berasal dari plastik (36-38%) di seluruh area kajian.  Berdasarkan perhitungan kasar dengan asumsi sederhana diperkirakan 100.000400.000 ton plastik pertahun yang dikonsumsi masyarakat Indonesia masuk ke laut Indonesia.  Mikroplastik ditemukan pada seluruh lokasi kajian baik pada permukaan air, sedimen maupun pada tubuh ikan.

” Dengan kondisi seperti itu, sungguh sangat memprihatinkan mengingat penggunaan plastik dalam jangka panjang dapat mempengaruhi mikroplastik pada biota laut, lingkungan serta pada kesehatan manusia,” tutupnya.(hdr)