DAERAH  

Munzir Resmi Terpilih Menjadi Ketua KWRI Periode 2018-2022

Lampung, NusantaraPos – Munzir, SE terpilih sebagai Ketua DPD Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) Provinsi Lampung masa bakti periode 2018 – 2022.

Ia terpilih secara aklamasi dalam musyawarah daerah KWRI ke III yang digelar di ruang Abung komplek perkantoran Pemrov Lampung, Rabu (12/12/2018).

Munzir dalam sambutannya mengajak semuan pihak pengurus KWRI se-Provinsi Lampung untuk bahu membahu bekerjasama membesarkan KWRI, karena KWRI tidak akan berkembang tanpa dukungan dan kerjasama seluruh pengurus.

“Mari sama – sama kita membesarkan KWRI Lampung. Sehingga KWRI punya semangat yang baik dan bisa berbuat untuk organisasi profesi wartawan, dan untuk masyarakat. Waktu empat tahun kedepan harus menjadi momentum buat pengurus baru in berbuat baik,” kata Munzir, dalam sambutannya.

Munzir berjanji dalam satu minggu kedepan struktur kepengurusan DPD KWRI Lampung sudah bisa terbentuk, agar roda organisasi bisa berjalan maksimal. “Insya Allah struktur organisasi DPD KWRI Lampung sudah bisa terbentuk, agar roda organisasi bisa segera berjalan,” pungkasnya.

Sementara Ketua Umum DPP KWRI, Ozzy Sulaiman Sudiro dalam sambutannya mengatakan, pers merupakana organisasi mulia, dan sudah sepantasnya insan pers tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, dan kode etik jurnalistik.

Bahkan Ozzy meminta wartawan tetap berjuang, kepentingan publik dan masyrakat, bukan minta diperjuangkan. “Pers itu tugas mulia, jadi harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, dan pers itu berjuang, bukan minta diperjuangkan,” tegas Ozzy yang juga menjabat Sekjen Majelis Pers Indonesia.

Namun Ozzy pun meminta pers tetap memberikan ruang-ruang terbuka bagi publik untuk tetap mengkritisi peran dan tugas pers. Apalagi kata dia, UU nomor 40 tahun 1999 tentang pers banyak disalahgunakan, karena ada masih ada mereka tidak punya keahlian jurnalistik sebagai wartawan, sehingga menjadi preseden buruk bagi organisasi profesi.

Masih banyaknya penumpang gelap di dunia jurnalist indonesia seperti masih ada yang mengaku-ngaku insan pers namun tidak mengerti dengan kode etik jurnalist itu yang harus menjadi perhatian publik,” pungkasnya. (JMD)