Jakarta, NusantaraPos – Upaya pemenuhan kebutuhan hidup Ahmad Sajuli dan keluarga kini semakin terbantu. Semua berkat profesi pengemudi ojek online yang baru disandang mantan narapidana terorisme (napiter) ini, sejak dua hari belakangan. Pekerjaan tersebut diperoleh alumni jihadis Afganistan berkat bantuan Polri melalui jajaran Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam).
“Saya baru dua hari jadi tukang Grab, sudah dapat dua penumpang. Karena ada kegiatan lain juga, makanya saya kesampingkan sementara dulu,” ujar Sajuli di Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Ia cukup antusias menjalani rutinitas barunya. Kendati tak lagi muda, Sajuli yakin dirinya cukup bugar mencari rejeki dengan mengantar penumpang ke sana-kemari. Sebab dia mengaku terbiasa berpergian jarak jauh menaiki sepeda motor.
“Saya tadi pagi naik motor dari Bekasi. Terus sekarang ke Bekasi, nanti balik lagi ke rumah di Depok,” ucapnya.
Lebih lanjut, mantan anak buah Hambali ini berharap upaya pemberdayaan dan pemberian bantuan terhadap orang-orang seperti dirinya dapat berlangsung secara berkesinambungan. Minimal silaturahmi dan komunikasi dengan aparat terkait bisa senantiasa terjalin. Sehingga, program deradikalisasi pemerintah terhadap mantan teroris dan napiter bisa optimal berjalan.
“Bagi mereka (eks teroris/napiter) yang bisa berbicara (memiliki kemampuan komunikasi yang baik) diberdayakan untuk sosialisasi kepada anak-anak SMA, generasi muda sebagai bagian program kontraterorisme. Dijadikan pembicara atau pemberi testimoni, sehingga mereka mendapatkan penghasilan. Ini yang salah satu menurut saya efektif,” papar Ketua Forum Komunikasi Alumni Afganistan Indonesia (FKAAI).
Kepala Unit Terorisme Direktorat Keamanan Negara Baintelkam Polri, AKBP Syuhaimi, mengatakan selain membantu mencarikan pekerjaan untuk Sajuli, pihaknya juga membantu pria 54 tahun memiliki sepeda motor.
“Kami membantu prosesnya napiter Pak Sajuli untuk mendaftar di Grab dan memberikan sejumlah bantuan uang muka untuk membeli sepeda motor untuk dipakai bekerja,” tutur dia.
Upaya ini, imbuh Syuhaimi sebagai langkah menjaga hubungan komunikasi dan silaturahmi dengan mantan teroris atau napiter. Ia berharap, setelah ini Sajuli lebih fokus memperbaiki perekonomian keluarga, sehingga bapak tujuh anak itu tak kembali ke jalan yang membawa dirinya mendekam lima tahun di penjara negeri jiran.
“Kita harapkan beliau bisa jadi mitra untuk menyampaikan pesan-pesan kamtibmas khususnya ke teman-teman yang sudah berubah mindset sikap perilaku dengan mampu mereduksi paham intoleransi, ekstrimisme, karena itu semua merupakan embrio dari tindakan terorisme,” jelasnya.
Sementara, Hasan, ketua RT tempat tinggal Sajuli, mengakui pria yang 20 tahun tinggal di Malaysia itu memiliki hubungan yang baik dengan warga sekitar. Sajuli dikenal ramah terhadap tetangga dan warga lainnya, serta cukup aktif dalam kegiatan di lingkungan.
“Orangnya ramah, kegiatan di RT aktif orangnya, tidak ada laporan warga yang aneh-aneh. Sudah tinggal di sini kurang-lebih empat tahun. Makanya saya baru tahu ini kalau beliau alumni Afganistan mantan begitu-begituan (napiter),” tandasnya. (RK)