Jakarta, NusantaraPos – Seribu bendera merah putih dikibarkan massa Gerakan Jaga Indonesia di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (21/12/2018). Upaya ini sebagai bentuk “perlawanan” terhadap maraknya penggunaan bendera organisasi yang telah dibubarkan pemerintah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
“Reuni 212 mempertontonkan lemahnya rasa kebangsaan dan patriotisme yang ditandai tenggelamnya bendera merah putih dibanding bendera HTI atau Ar-rayyah,” ujar Humas Gerakan Jaga Indonesia, Novy Viky Akihary kepada wartawan.
Upaya ini, kata Novy, juga menyikapi hadirnya slogan atau tulisan “NKRI no, referendum yes”. Slogan itu dinilai sebagai tindakan yang mengarah untuk mengganti dasar negara menjadi paham khilafah, yang selama ini digagas HTI.
“Di balik kegiatan itu ada indikasi jelas dan kuat untuk mengkhianati kesepakatan awal negara ini dibentuk,” ucapnya.
Sementara, Sekretaris Jenderal Presidium Gerakan Jaga Indonesia, Boedi Djarot, mengatakan bahwa Pancasila merupakan ideologi bangsa yang menghargai setiap perbedaan. Karena itu ideologi ini dipandang paling cocok dengan keragaman bangsa, sehingga perlu dijaga bersama.
“Dengan ideologi ini kita bisa merawat perbedaan dan keragaman sebagai warna-warni indah yang menghiasi muka bumi,” tuturnya.
Lebih lanjut, pihaknya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mengibarkan bendera merah putih di berbagai lokasi. Aksi ini sebagai wujud kecintaan terhadap negara, dan perlawanan terhadap pihak-pihak yang hendak merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
“Mari kita kibarkan bendera merah putih di rumah dan di kendaraan. Pancasila yes, khilafah no,” tandasnya. (RK)