GINSI Minta Pemerintah Perketat Impor Hortikultura dari China

Ketua Umum GINSI Anthon Sihombing.

Jakarta,NUSANTARAPOS.CO.ID – Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) meminta pemerintah memperketat impor hortikultura atau barang-barang konsumsi dari China. Hal ini menyusul mewabahnya virus corona di Negeri Tirai Bambu, hingga menelan ratusan korban jiwa.

“Meminta pemerintah untuk memeriksa barang-barang impor. Mencermati, dikaji sementara barang-barang impor hortikultura dan barang-barang konsumsi lainnya, terutama yang diimpor dari China, apalagi dari Wuhan,” ujar Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) GINSI, Selasa (28/1/2020).

Menurut Anton, bukan hanya manusia yang diperiksa secara menyeluruh dalam menindaklanjuti penyebaran virus corona. Tapi juga barang impor, termasuk produk hortikultura dan barang konsumsi lainnya.

“Agar mengambil langkah konkret, karena produk holtikultura akan disentuh dan dikonsumsi oleh manusia. Makanya harus perketat pemeriksaan saat masuknya ke pintu-ke pintu kita, virus corona. Kita sudah melakukan pemeriksaan ke manusia, tapi kita juga harus memeriksa hortikultura,” jelasnya.

Pemerintah juga diminta memantau dan memeriksa kesehatan orang-orang yang datang dari Wuhan, sejak pertengahan Desember hingga hari ini. Mengingat di minggu kedua Desember 2019, virus itu diperkirakan mulai muncul hingga akhirnya merebak di ibu kota Provinsi Hubei tersebut.

“Pemerintah harus berada di tengah-tengah masyarakat selama 24 jam atau setiap saat,” jelas anggota DPR periode 2014-2019 ini.

Sementara, ahli mikrobiologi lembaga Eijkman, Amin Soebandrio, mengatakan benda apa pun bisa menjadi sarana penularan virus corona, bahkan termasuk makanan-makanan yang diimpor dari China.

Meski begitu, ia meminta masyarakat tak perlu terlalu khawatir karena virus corona dapat dicegah dengan beberapa langkah sederhana, seperti memasak makanan-makanan mentah seperti daging, atau mencuci hingga bersih buah-buahan atau sayur-sayuran, mencuci tangan dengan sabun antiseptik. Masa hidup virus corona disebut tak lama, bahkan bisa dibunuh dengan alkohol biasa.

Diketahui, hingga kini virus corona telah memakan korban meninggal dunia sebanyak 106 orang di China dan 4.500 terinfeksi.

Sejauh ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan orang yang terjangkit virus tersebut, lantaran virus yang memiliki nama lain 2019-nCoV, tergolong baru.

Selain di China, kasus infeksi virus corona juga ditemukan di Kanada, Amerika Serikat, Prancis, Sri Lanka, Thailand, Taiwan, Vietnam, Korea Selatan, Nepal, Singapura, Australia, Malaysia, Jepang, Kamboja, dan Jerman. Kondisi memicu kepanikan global .

Di Indonesia, sejumlah orang dilaporkan menjadi suspect virus corona sehingga dirawat intensif di beberapa rumah sakit Tanah Air. Meski begitu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto membantah virus corona telah masuk ke Indonesia. Bahkan suspect atau orang yang menjadi terduga terjangkit corona, sejauh ini menurutnya belum ada.

Namun demikian, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan thermal scanner atau alat deteksi suhu tubuh di 135 pintu masuk Indonesia, baik di bandara maupun pelabuhan. Maskapai penerbangan RI juga dilarang melakukan penerbangan dari dan ke kota Wuhan, daerah pertama kali virus corona ditemukan hingga akhirnya menyebar. Travel advice juga telah dikeluarkan Kementerian Luar Negeri untuk warga negara Indonesia (WNI) yang hendak berpergian ke China.