Jakarta banjir, Benarkah Ada Sabotase Rumah Pompa Dukuh Atas?

 

Jakarta, Nusantarapos.co.id – Topik ini menarik diulas, khususnya karena adanya tanggapan berbeda dari dua narasumber, Plt Walikota Jakata Pusat Irwandi, dan Geisz Chalifah.

Plt Walikota Jakarta Pusat Irwandi melalui pernyataanya pada media online Poskota.co.id, mengatakan bahwa pemutusan kabel pompa air bukan sabotase, tetapi diduga merupakan perbuatan orang iseng yang tidak bertangung jawab.

“ Ini bukan sabotase tapi ini sepertinya perbuatan orang iseng. Di sini juga dijadikan tempat bermain skate board dan ada juga PMKS,” kata Irwandi dalam pernyataanya pada media online Poskota.co.id, pada hari Sabtu tanggal 23 Januari 2021.

Berita tentang pernyataan Plt Walikota Jakarta Pusat, Irwandi ini ditulis oleh wartawan senior dengan kode nama (deny/ruh). Pada tanggal 24 Januari 2021, media online lain, terasjakarta.id, juga menulis berita yang sama, dengan judul, “ Plt Walikota Jakarta Pusat: Pemutusan Kabel Pompa Air Bukan Sabotase.” Berita ini ditulis oleh wartawan senior dengan kode nama (tan).

Sebelumnya, pada tanggal tanggal 21 Januari 2021, Sahab Saya, Geisz Chalifah bercuit pada akun twitternya, @GeiszChalifah. Dalan cuitannya itu, dia perpendapat bahwa kaum OD melakukan cara jahat dengan memotong kabel pompa agar Jakarta banjir.

“Berdemokrasi itu berat kaum OD tak sanggup. Mereka melakukan cara jahat dgn memotong kabel pompa agar Jakarta banjir.” cuit Geisz Chalifah yang diakhiri dengan tanda tagar “#KaumODNyolongKabelPompa.”

Pada akun Face Book (FB) pribadi Geisz Chalifah, juga ada postingan status dengan tone yang sama. Dia mengatakan bahwa,

“Anies mempersiapkan jajaran pemprov DKI dari jauh hari agarJKT tdk banjir, pompa2 di chek setiap saat agar sll bergungsi. Lalu apa yang mereka lakukan? Mrk potong kabel pompa, ada pula yang mereka curi.” Pada postingan FB ini ditutup dengan tanda tagar “#KaumODBiadab.”

Untuk memperkuat pernyataannya pada akun FB tersebut, Geisz Chalifah menambahkan ling berita, https://wartakota.tribunnews.com/2021/01/20/upaya-anies-cegah-banjir-ibu-kota-anies-disabotase-kabel-listrik-rumah-pompa-dukuh-atas-dipotong.

Nah mari kita pertajam masalah ini! Siapa sih yang dibilang orang iseng oleh Plt Walikot Jakpus Irwandi? Pemulung kah ? Atau kelompok hanya orang iseng pencuri kabel pompa?

Apakah orang iseng itu sama seperti yang dimaksud oleh Geisz Chalifah sebagai kaum OD? Siapa kaum OD?

Pertanyaan-pertanyaan ini harus diungkap agar semuanya masalsh menjadi clear dan terang benderang.

Kita dorong dan dukung aparat kepolisian untuk mengungkap siapa pelakunya!

Bila pelakunya telah ditangkap dan terbukti bahwa mereka adalah kaum OD, maka pendapat Geisz Chalifah menjadi benar.

Tetapi bila pelakynya bukan kaum OD dan hanya orang iseng seperti yang diucapkan oleh Plt Walikota Irwandi, atau hanya orang iseng, atau bahksn hanya pemulung, maka pendapat Geisz Chalifah menjadi keliru.

Sedangkan menurut pandangan Saya, adanya pemotongan kabel rumah pompa di Duku Atas jangan serta merta dikaitkan dengan isu masalah banjir Jakarta. Apalagi sampai menganggap sebagai tindakan “Sabotase” agar Jakarta banjir.

Dalam menanggapi masalah pemotongan kabel rumah pompa di DukunAtas, sebaiknya semua pihak bisa lebih arif dan bijaksana. Harus melihat masalah ini dari banyak faktor, seperti kelalaian petugas, dan juga termasuk kemungkinan adanya tindakan kriminal pencurian dan lainnya.

Tentang maslah banjir Jakarta, ini adalah masalah klasik yang terjadi dari tahun-ketahun, bukan hanya pada masa kepemimpinan Gubernur Anies Bawesdan saja. Sejak era Gubernur Ahok, Jokowi,Foke, Sutiyoso, bahkan Gubernur sebelumnya, Jakarta selalu diterjang banjir. Artinya tampa ada “ SABOTASE “ ( bila ada sabotase ) Jakarta pun pasti dan selalu mengalami banjir.

Jadi dapat dianggap bahwa, hanya orang bodoh saja lah yang melakukan “sabotase” untuk menjadikan Jakarta banjir. Karena tampa ada “sabotase” pun tetap saja terjadi banjir di Jakarta.

Oleh karenanya, tepat bila pemprov DKI Jakarta telah melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian. Semoga aparat cepat melakukan tindakan penyidikan agar dapat diketahui pelakunya. Sehingga tidak ada lagi fitnah atau tuduhan-tuduhan kepada siapapun sebagai pelakunya. (Penulis Pengamat Sosial Dari KATAR Sugiyanto Emik)