DAERAH  

Berharap Covid-19 Segera Selesai, Pemkab Trenggalek Gelar Wayang Dengan Lakon Murwokolo

TRENGGALEK,NUSANTARAPOS, – Prosesi peringatan Hari Jadi ke-827 Kabupaten Trenggalek ditutup dengan pergelaran wayang kulit semalam suntuk. Pagelaran tersebut menampilkan lakon Murwokolo dengan dalang Ki Marjan atau biasa disapa Gareng.

Wabah Covid-19 yang belum usai menjadi alasan pertunjukan wayang kulit kali ini mengambil lakon Murwokolo. Tentunya pagelaran wayang tersebut menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

“Untuk menghindari kerumunan dalam mencegah penyebaran Covid 19 menjadi alasan kenapa rangkaian peringatan Hari Jadi 827 Trenggalek tidak bisa digelar meriah,” kata Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin, Rabu (1/9/2021).

Menurut Gus Ipin biasa disapa, meski tidak digelar dengan meriah namun yang paling penting syarat spiritualnya tercukupi. Mulai dari kirab pusaka tetap ada, namun dikemas dengan cukup sederhana. Begitu juga dengan pagelaran wayang kulit, tetap digelar namun hanya sebatas wayang ruwatan.

Menampilkan Dalang Ki Marjan (Gareng) asal Sugihan Kecamatan Kampak Murwokolo ini di ikhtiarkan agar wabah Pandemi Covid 19 bisa segera berakhir.

Dalang yang lekat dipanggil dengan nama panggung Gareng (salah satu Punakawan) tersebut menuturkan, Murwokolo itu bila orang punya anak satu yang disebut ontang anting. Anak laki laki 2 istilah jawannya disebut ugel-ugel lawang.

Sedangkan 2 perempuan disebut kembang setaman. Lancuran kapit sendang adalah anak laki-laki satu diapid 2 anak perempuan. Sedangkan sendang kapit lancuran, anak peeempuan satu diapid 2 anak laki-laki.

“Pandowo limo, 5 anak laki-laki semua. Sedangkan Pendawi limo anak 5 perempuan semua,” tuturnya.

Dijelaskan Gus Ipin, pendowo uncal-uncal anak perempuan 4 laki-lakinya satu. Pendowo nglumbungi, anak laki-lakinya empat, anak perempuannya 1. Menurut sejarahnya bila ini tidak diruat menjadi makanan Batara Kala (akan terus mendapatkan musibah).

Sedangkan lakon Murwokolo malam ini, ucap lanjut Ki Marjan, menceritakan lingkup Pendopo Agung Trenggalek. Sedikit membocorkan alur cerita, Ki Gareng ini menjelaskan, ceritanya nanti air sembilan dikepung Batara Kala yang mengejar orang yang menggoda..

“Kami berharap musibah yang menimpa Trenggalek dan tanah air bisa lekas segera sirna, sehingga masyarakat dapat hidup sejahtera,” ucapnya.

Gus Ipin juga menambahkan, dulu pagelaran wayang ini berjalan sangat meriah. Banyak warga dari berbagai kecamatan datang pagelaran ringgit ini.

Sedih tentunya, pihaknya ingin melihat kemeriahan itu kembali. Namun karena pandemi kita harus bisa menahan diri, yang penting niat dan ikhtiarnya semoga dikabulkan.

“Dengan tamu yang cukup sederhana dan terbatas, namun pelaksanaannya tetap khidmat,” pungkasnya. (RUDY)