DAERAH  

Anak Yatim Piatu Korban Covid-19 di Trenggalek Dijamin Go Track

TRENGGALEK, NUSANTARAPOS – Program Gerakan Orang Tua Asuh Anak Terdampak Covid 19 (Go Track) mulai bergerak cepat. Implementasi program tersebut ditargetkan Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk membantu memulihkan psikis anak.

Novita Hardini selaku Ketua Tim Penggerak PKK Trengggalek menyampaikan kehilangan orang tua bisa menyebabkan kondisi krisis dalam sebuah keluarga.

Selain itu kehilangan orang tua tentunya juga akan mendampak secara sosial ekonomi, melainkan juga mendampak secara psikis pada anak.

“Dengan Go Track diharapkan tidak hanya menghubungkan antara keluarga yatim dengan donatur,” ujarnya, Senin (6/9/2021).

Tidak hanya itu menurut Novita, dibutuhkan juga sentuhan rasa sayang guna menghapus luka akibat trauma yang ditimbulkan. Prinsipnya, ia m ngajak semuanya ambil bagian dalam gerakan ini dengan menjadi orang tua asuh bagi anak yatim akibat Pandemi Covid 19.

Baik secara perorangan maupun kelompak. Pasalnya ada ratusan anak yang menjadi yatim atau bahkan yatim piatu akibat Pandemi Covid 19. Sehingga teknis trauma healing bagi anak ini dilakukan dengan mendatangkan langsung konselor dari Puspaga.

“Selain dampak sosial ekonomi, kehilangan orang tua akibat pandemi tentunya juga mendampak secara psikis,” jelasnya.

Diterangkannya, kehilangan orang tua adalah suatu krisis yang dapat memicu timbulnya kerentanan. Dukungan terhadap anak yang kehilangan orang tuanya harus dilakukan secara baik.

Dukungan psikososial memang sangat dibutuhkan, apalagi pasca trauma. Lebih-lebih ketika mereka belum mampu mandiri, menentukan sikap terhadap situasi krisis yang sedang dihadapi.

Menurutnya layanan psikososial tergantung usia, gender, budaya dan beratnya psikologi krisis yang dialami. Bagaimana pemenuhan adminduknya, terus pemenuhan pendidikan maupun pemenuhan psikososial.

“Maka mereka tidak merasa sendirian, ditargetkan gerakan ini bisa berjalan dengan sistematis, sukses mengentaskan anak asuh dengan baik,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial PPPA Kabupaten Trenggalek dr. Ratna Sulistyowati menambahkan semenjak dilaunching 31 Agustus lalu, data anak yatim atau piatu, atau bahkan keduanya bertambah.

Rencananya akan diprioritaskan dulu bagi mereka yang secara perekonomian memang kurang, dengan gerakan orang tua asuh ini tidak hanya diperuntukkan perorangan saja, bisa juga dilakukan secara kelompok.

“Pengasuhan juga tidak harus sampai selesai pendidikannya, bisa dilakukan reguler sesuai program yang diinginkan. Bahkan sebelum dilaunching saya sudah mengambil hak asuh 11 anak,” pungkasnya. (Rudy)