DAERAH  

Hari Santri Nasional Ke 5, Digelar di Ponpes El Qurro

Lampung Utara, Nusantarapos – Mewakili Bupati Lampung Utara (Lampura). Asisten I, Mankodri, bersama anggota DPRD Lampura menghadiri peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-5 di Pondok Pesantren El Qurro Kecamatan Abung Selatan, Jumat (22/10/2021).

Dalam sambutan Menteri Agama RI, yang dibacakan oleh Asisten I, memaparkan bila sejak ditetapkan pada tahun 2015 lalu, setiap tahunnya menyelenggarakan peringatan HSN dengan tema yang berbeda. Sedangkan untuk peringatan HSN Tahun 2021 ini bertajuk, Santri Siaga Jiwa Raga.

“Maksud tema Santri Siaga Jiwa Raga adalah bentuk pernyataan sikap santri lndonesia agar selalu siap siaga menyerahkan jiwa dan raga untuk membela Tanah Air, mempertahankan persatuan lndonesia dan mewujudkan perdamaian dunia,” papar Mankodri.

Lebih dalam Asisten I mengatakan, Siaga Jiwa berarti santri tidak lengah menjaga kesucian hati dan akhlak, berpegang teguh pada akidah, nilai dan ajaran lslam rahmatan lil’alamin serta tradisi luhur bangsa lndonesia.

“Bila zaman dahulu jiwa santri selalu siap dan berani maju untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan lndonesia, maka santri hari ini tidak akan pernah memberikan celah masuknya ancaman ideologi yang dapat merusak persatuan dan kesatuan lndonesia,” katanya.

Kemudahan, siaga raga berarti badan, tubuh, tenaga dan buah karya santri didedikasikan untuk lndonesia. Karena itu, santri tidak pernah lelah dalam berusaha dan terus berkarya untuk lndonesia.

“Jadi Siaga Jiwa Raga merupakan komitmen seumur hidup santri yang terbentuk dari tradisi pesantren yang tidak hanya mengajarkan kepada santri-santrinya tentang ilmu dan akhlak, melainkan juga tazkiyatun nafs, yaitu mensucikan jiwa dengan cara digembleng melalui berbagai ‘tirakat’ lahir dan batin yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
 
Hal ini juga perlu diperhatikan, sambung Mankodri, masyarakat lndonesia pada umumnya agar tetap menyiagakan jiwa serta raganya demi kepentingan bangsa lndonesia, terutama dalam rangka bersama-sama untuk bangkit dari dampak pandemi COVID-19.

“Kita patut mengapresiasi pengalaman beberapa pesantren yang berhasil melakukan upaya pencegahan, pengendalian dan penanganan atas dampak pandemi Covid-19. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa pesantren juga memiliki kemampuan untuk menghadapi pandemi Covid-19 di tengah berbagai keterbatasan fasilitas yang dimilikinya,” pungkasnya. (RH)