HUKUM  

Dinilai Tak Pantas Sebagai Pejabat Negara, Presiden Diminta untuk Pecat Raja Oktohari dari Ketua KOI

Raja Sapta Oktohari bersama seorang wanita di yacht.(Gambar diambil dari akun instagram vivian_yohani)

Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Dilansir dari media sosial, Raja Sapta Oktohari terpantau memiliki gaya hidup hedon, dari naik private jet, yacht mewah, sampai rumah memiliki harimau putih langka serta memamerkan liburan di pulau miliknya. Padahal banyak masyarakat sekarang sedang hidup sengsara dan prihatin.

Gaya hidup hedon dan mewah ini sangat bertolak belakang dari anjuran bapak Presiden Jokowi agar pejabat negara tunjukkan gaya hidup sederhana dan tidak pamer harta kekayaan. Apalagi gaya hidup Raja Sapta Oktohari (RSO) yang hedon dilihat oleh para korban gagal bayar PT Mahkota yang hidup prihatin karena dana mereka senilai 6.7 Triliun lebih hilang di perusahaan milik RSO dimana dia menjabat sebagai Direktur Utama.

Atas hal ini para korban PT Mahkota dan OSO Sekuritas meminta agar Presiden Jokowi dapat dengan bijak, segera mencopot Raja Sapta Oktohari dari ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang hidup dengan tidak memperdulikan rasa prihatin masyarakat.

Juga diketahui Raja Sapta Oktohari mengunakan jabatan sebagai Ketua KOI untuk menghindari panggilan kepolisian (Polda Metro Jaya) hingga 7x dipanggil oleh penyelidik Polda dalam 2 tahun mangkir terus. Hal ini dipercaya oleh para korban Mahkota akan merusak citra pemerintahan Jokowi, seolah melindungi Terlapor pelaku pidana perbankan dan pencucian uang dan malah memberikan jabatan tanpa melihat karakter dan perbuatannya ketika mrnjalankan PT mahkota yang merugikan masyarakat luas.

Korban R saat memberikan keterangan pers Sabtu, (22/1/2022) mengatakan saya berharap sekali kepada Presiden Jokowi yang saya cintai agar memperhatikan rasa keadilan, uang saya puluhan milyar tidak dikembalikan PT Mahkota milik Raja Sapta Oktohari, dan setiap hari saya melihat bagaimana RSO berfoya-foya di Bali, naik private jet, yacht bahkan punya kebon binatang dirumahnya memelihara Harimau Putih. Sedangkan kami hidup makan nasi dengan garam saja. Dimana keadilan itu bapak Presiden Jokowi?.

Korban lainnya M mengungkapkan kekecewaannya sambil menangis, dua tahun saya sudah menunggu sama sekali tidak ada itikat baik untuk mengembalikan dana saya dan orang tua saya, malah saya ditawarkan ganti rugi dengan properti yang tidak jelas, selain belum dibangun, tidak ada IMb nya pula. Yang ada hanya niat untuk kembali menipu.

Tolong bapak Presiden Jokowi melihat karakter dan perbuatan pejabat kepada masyarakat sebelum memilih pejabat negara selain demi rasa keadilan agar dukungan makin mengalir kepada pemerintahan. Tolong bapak Presiden Jokowo dicopot dulu Raja Sapta Oktohari dari pemerintahan agar RSO dapat menjalani proses hukum, sesuai kata-kata bapak Equality before the law,” katanya.

Diketahui korban M menghubungi Hotline LQ 0818-0489-0999 dan memberikan kuasa, dan kini proses LP sudah naik sidik.