Bogor, Nusantarapos.co.id – Sepertinya slogan guru sebagai pejuang tanpa tanda jasa sudah tidak ada lagi di jaman saat ini, dimana semua guru mendapatkan Tunjungan yang cukup. Namun tidak untuk untuk Acu. Warga Kampung Cibinong RT 04/02 Desa Ciapus kabupaten Bogor ini.
Betapa tidak, meski keseharian pekerjaan hanya menjadi guru ngaji di lingkungannya. Namun Acu dan keluarga selalu mensyukuri rejeki yang didapatnya. Meski dirinya kadang mencari tambahan rejeki dari memulung barang-barang yang tidak terpakai.
Namun semenjak hujan mulai turun di wilayah kabupaten Bogor, dirinya dan keluarga menjadi khawatir. Pasalnya, rumah ditempati, tiang penyangganya dan atap gentengnya mulai lapuk akibat dimakan usia. Selain itu, semenjak adanya hujan yang disertai angin besar, rumahnya sering mengalami kebocoran dibeberapa sudut.
Bahkan, tempat ruang tamu yang juga dijadikan sebagai tempat untuk mengajar mengaji para murid-muridnya, pada terasa tidak nyaman. Selain sangat kecil, tempat tersebut mengalami kebocoran dan kekeroposan apa tiang penyangganya genteng. Akibatnya, jika hujan turun, terpaksa belajar mengajar mengaji dihentikan. Khawatir kalo diteruskan belajar mengaji takut atap rumahnya rubuh.
“Jujur, dengan kondisi perekonomian saya saat ini, saya tidak mampu untuk memperbaiki rumah yang telah mulai rapuh dan bocor. Karena lebih baik buat makan saya dan anak-anak saya,” ujarnya lirih kepada Nusantarapos.co.id .
Acu berharap, agar pemerintah segera memperhatikan kondisi warganya yang mengalami kesulitan akibat himpitan ekonomi yang dirasa begitu berat akhir-akhir ini.
“Semua harga kebutuhan pokok semuanya serba naik, sedangkan rejeki yang dari hasil memulung tidak sebanding yang saya keluarkan. Sedangkan dari mengajar ngaji, saya ikhlas berbagi ilmu kepada anak-anak yang ada dilingkungan rumah saya.” ungkapnya.