TRENGGALEK, NUSANTARAPOS – Pemerintah Kabupaten Trenggalek menggelar Musyawarah Perempuan, Anak Disabilitas dan Kelompok Rentan lainnya (Musrena Keren).
Musrenakeren sendiri merupakan salah satu upaya Pemkab untuk memasukkan program pemberdayaan Perempuan, Anak Disabilitas dan kelompok rentan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
Hal itu diutarakan oleh Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat membuka forum Musrena Keren tahun 2022 bertempat di Pendapa Manggala Praja Nugraha, Rabu (9/3/2022).
“Sebenarnya cita-cita inklusif itu bukan cita-cita bupati, bukan cita-cita parsial hanya di Kabupaten Trenggalek,” kata Gus Ipin sapaan akrab Bupati Trenggalek.
Ditegaskan Gus Ipin, cita-cita ini sebenarnya konstitusi semua yang sudah mengamanatkan bahwa Indonesia merdeka itu harus memastikan melindungi segenap tumpah darah.
Sehingga dapat diartikan no one left behind kalau di dalam SDG’s, jadi ini adalah bagian dari konstitusi kita yang paling dasar yaitu UUD 1945.
Dengan beberapa fakto itu, pihaknya menekankan bahwa forum Musrena Keren perlu untuk terus dilaksanakan secara istiqomah, dan bahkan semakin dipertajam.
“Bahkan, saya merasa tersentuh ketika ada usulan dari DPRD untuk membuat peraturan daerah terkait Musrena Keren tersebut,” ungkapnya.
Ditambahkan Gus Ipin, Musrena Keren sendiri digelar selisih sehari dengan International Women’s Day yang diperingati tanggal 8 Maret kemarin yang mengusung tema break the bias atau bagaimana menghilangkan bias.
Tentu guna menekankan bahwa membantu perempuan melalui program bukanlah melihat mereka sebagai obyek atau subyek yang lemah. Tetapi karena memiliki peran penting serta tanggung jawab yang lebih.
“Maka kita harus menambah kapasitasnya, mendukung kegiatannya, menambah keterampilannya, menambah pengalamannya, kecerdasannya,” tutur Gus Ipin.
Jadi untuk memastikan ibu-ibu yang cerdas itu karena ibu menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya, maka harus ada Sepeda Keren, harus dibekali dengan bagaimana gizi agar anak anti stunting, itu dulu.
Dengan upaya itu diharapkan semua ibu-ibu bisa melek gender sedari awal, sedari pemikiran dulu, jangan letakkan mereka kepada orang yang tidak mampu tetapi orang yang memiliki kelebihan. Sehingga ketika perencanaan benar-benar bisa melibatkan perempuan sebagai aktor. (Rudi)