DAERAH  

Sasar Komoditas Bernilai Ekonomi Tinggi, KKP akan Bangun Kampung Bandeng di Gresik

JAKARTA, NUSANTARAPOS – Kabupaten Gresik merupakan salah satu lokasi yang diusung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menjadi kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal dengan bandeng sebagai komoditas utama. Kebijakan ini telah dituangkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 64 Tahun 2021 tentang Kampung Perikanan Budidaya.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu menjelaskan bahwa pemilihan Gresik sebagai kampung perikanan budidaya bandeng tidak lepas dari potensi lahan hamparan tambak di Gresik yang mencapai hingga 40% dari total luas hamparan tambak di Provinsi Jawa Timur.

Selain itu, Gresik memiliki potensi sumber daya alam seperti pakan alami, potensi sumber daya manusia, serta kondisi lingkungan dan prasarana umum yang turut mendukung. Desa Pangkahwetan, Kecamatan Ujungpangkah menjadi lokasi yang akan dibangun sebagai kampung budidaya bandeng di Gresik tahun ini.

”Intervensi KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya meliputi penguatan input produksi seperti benih dan pakan, peningkatan kapasitas sarana dan prasarana, revitalisasi tambak dan rehabilitasi saluran, pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan agar dapat berkelanjutan, hingga perlindungan usaha budidaya melalui bantuan premi asuransi usaha budidaya. Berbekal intervensi tersebut dan peningkatan teknologi intensifikasi kami menargetkan untuk dapat meningkatkan produktivitas tambak hingga dua kali lipat,” papar Tebe sapaan akrabnya melalui rilis yang diterima redaksi, Sabtu (26/3/2022).

Sebagai informasi, ikan bandeng merupakan komoditas perikanan dengan hasil produksi terbesar yang dihasilkan oleh Kabupaten Gresik. Menurut data sementara, pada tahun 2020 Kabupaten Gresik berhasil memproduksi ikan bandeng sebanyak 87,12 ribu ton dengan total nilai poduksi sebesar 1,4 triliun rupiah. Pada tahun 2021, produksi ikan bandeng meningkat hingga 90,38 ribu ton dengan total nilai produksi mencapai 1,43 triliun rupiah.

Tebe juga menilai bahwa dukungan dan partisipasi masyarakat menjadi faktor kunci dalam keberlangsungan dan kesuksesan program kampung budidaya ini. Dukungan pemerintah daerah juga menjadi faktor yang tidak dapat dikesampingkan melalui komitmen dan penyusunan masterplan kampung perikanan budidaya yang terintegrasi dari hulu hingga ke hilir, apalagi ikan bandeng dikenal sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi yang cukup populer di masyarakat melalui ragam masakan dan olahan.

“Untuk itu, selain pengenalan teknologi untuk peningkatan produksi, pembudidaya juga perlu untuk dibekali dengan pengetahuan dan keahlian dari sisi hilir seperti pengolahan, pemasaran hasil produksi dan pemanfaatan teknologi dalam mempromosikan hasil produksi yang akan difasilitasi oleh KKP dan Pemda melalui bimtek dan pelatihan maupun akses ke lembaga pembiayaan dengan suku bunga yang rendah. Pembangunan kampung perikanan budidaya bandeng di Gresik ini menjadi upaya KKP mengembangkan perekonomian lokal dan daerah berbasis perikanan budidaya terintegrasi yang menghasilkan produksi kontinu dan terjadwal, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya,” tutup Tebe.

Sementara itu, Ketua Pokdakan Berkah Mandiri Desa Ujungpangkah, menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh pembangunan kampung budidaya bandeng yang telah diinisiasi oleh KKP di daerahnya. Menurutnya pembangunan kampung bandeng berpotensi untuk menyejahterakan masyarakat di desanya terutama pelaku usaha budidaya.

Ia memberikan gambaran bahwa dengan penebaran nener bandeng ukuran 8-10 cm, sebanyak 25 ribu ekor dengan teknologi semi intensif dan masa pemeliharaan selama 6 bulan berpotensi untuk mendapatkan hasil 6-7 ton bandeng ukuran 4-5 ekor per kg. Dengan harga jual berkisar antara 22-26 ribu rupiah per kg, potensi penghasilan kotor yang didapatkan dapat mencapai 182 juta rupiah per siklus.

“Alhamdulilah kami merasa sangat terbantu dengan adanya program kampung budidaya bandeng di tempat kami, terutama bantuan alat berat yang membantu mengatasi permasalahan pendangkalan saluran air dan tambak. Harapan kami agar teknologi yang akan diterapkan dapat berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dan memberikan kemakmuran bagi anggota kelompok dan masyarakat di desa kami,” pungkas Nasihudin.

Sebelumya Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono membeberkan bahwa program yang akan diakselerasi pada tahun 2022 salah satunya yaitu pembangunan kampung perikanan, yang terdiri dari kampung nelayan maju dan kampung perikanan budidaya. Terdapat tiga kategori pada pembangunan kampung perikanan budidaya, yaitu kampung perikanan budidaya pedalaman untuk komoditas air tawar, seperti ikan mas, lele, patin; kampung perikanan budidaya pesisir untuk komoditas payau seperti bandeng dan nila salin; serta kampung perikanan budidaya laut untuk komoditas ikan laut, seperti kerapu, kakap, dan bawal bintang. Dengan adanya akselerasi pelaksanaan program terobosan, Menteri Trenggono berharap sektor kelautan dan perikanan ke depannya mampu menjadi tulang punggung perekonomian nasional.