DESA  

Angka Perceraian di Angka 15 persen, Bupati Trenggalek Launching Program Desa SAFE4C

TRENGGALEK – Program Desa Nol Perkawinan Anak dan Desa SAFE4C (Safe and Friendly Environment for Children) resmi di luncurkan Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin, Senin (8/8/2022) bertempat di Pendopo Manggala Praja Nugraha.

Prpgram yang di luncurkan dalam Peringatan Hari Anak Nasional tersebut ditujukan untuk membentuk layanan anak yang terintegratif di tingkat desa, sehingga memastikan bahwa upaya pencegahan kekerasan dapat dilakukan dari unit yang paling kecil.

Disampaikan Gus Ipin sapaan Bupati Trenggalek tersebut bahwa Nol desa perkawinan anak adalah komitmen Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk menekan perkawinan anak di Kabupaten Trenggalek dengan pencanangan Nol Desa Perkawinan Anak.

Jadi dalam pelaksanaannya, desa-desa yang punya bestline perkawinan anak yang cukup tinggi akan di lombakan. Kemudian nanti akan di kasih reword. Karena salah satunya perkawinan ini sebelum didaftarkan di KUA itu kita juga harus mendapatkan surat pengantar dari desa.

“Desa ini juga menjadi salah satu faktor kita menekan angka perkawinan anak, untuk kondisinya saat ini ada sekitar 15 persen,” ungkapnya.

Artinya masih cukup tinggi, meskipun aturan yang baru ini masih banyak belum dipahami oleh masyarakat, yang dulu perempuan 16 tahun sudah diperbolehkan menikah dan kini menjadi 19 tahun.

Ini juga perlu disosialisasikan dan tadi kader-kader dari forum anak ini bisa jadi teman sebaya. Makanya di launching tadi ada juga lomba tik tok dan sebagainya. Harapannya promosi lewat tik tok dan medsos, sosialisasi tentang tidak ada perkawinan anak ini bisa lebih efektif di kalangan mereka sendiri.

“Akar masalahnya macam-macam ada yang menganggap masih menjadi beban. Kemudian adanya kekerasan sehingga dipaksakan pernikahannya,” terangnya.

Diimbuhkan Gus Ipin, juga ada adat istiadat sekitar yang merasa lebih baik punya janda muda dibandingkan perawan tua, itu masih ada di sini. Jadi itu yang perlu kita advokasi bersama, tandas Bupati Trenggalek.

Senada disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Trenggalek Novita Hardini bahwa harapannya harus memperhatikan mulai dari anak hingga perempuan itu terlindungi, terpenuhi hak haknya, kemudiam juga terlindungi dari potensi kekerasan.

Semua tahu angka perceraian juga menjadi salah satu konsentrasi di Kabupaten Trenggalek, karena angkanya yang sangat tinggi. Salah satunya akibat dari belum matangnya pernikahan.

“Jadi kalau kita kampanye stop pernikahan usia anak, ini sama halnya menembak semua sasaran pembangunan kita,” pungkasnya. (Rudi)