Guru Tidak Hadir, Pemuda Pancasila Ajak Anak-anak SDN Pondok Cina 1 Berkarya

Depok, Nusantarapos – Permasalahan yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri atau SDN Pondok Cina 1, Kota Depok Jawa Barat, masih belum usai. Setelah ramai-ramai orangtua memprotes nasib anak-anaknya karena rencana akan dibangunnya masjid Margonda Raya di lahan sekolah tersebut, kini nasib murid-muridnya tidak ada kejelasan.

Mulai dari kepala sekolah, guru-guru hingga staf tidak ada satupun terlihat mendatangi sekolah. Padahal, sesuai dengan surat pemberitahuan bernomor 421./219/PC1/XI/2022 tertanggal 11 November 2022 yang ditandatangani PLT Kepala Sekolah SDN Pondok Cina 1 Sri Widayati, hari ini seluruh siswa mulai dari kelas I hingga kelas VI belajar seperti biasa di sekolah.

Selanjutnya, hadirnya Pemuda Pancasila untuk mempedulikan anak-anak belajar tanpa guru, dan membantu penolakan dari orang tua murid relokasi anak-anak mereka dilebur dengan digabung sekolah lain seperti ke SDN Pondok Cina 3 dan SDN Pondok Cina 5.

“sebenarnya kami kalau misalkan lahan SDN Pondok Cina 1 ini mau dibangun Masjid, kami tidak menolak sama sekali. Kami cuma minta tempat untuk anak-anak kami tidak dipecah, tapi kami mau dipindahinnya ke satu gedung yang utuh,” ujar Daniel Dohar Papahan selaku Ketua BPPH Pemuda Pancasila Jaksel saat ditemui wartawan di lokasi, Rabu (16/11).

Dirinya menambahkan, “Apalagi, Pemkot Depok tak memberikan kepastian relokasi siswa-siswi SDN Pondok Cina 1 ke tempat lain itu sampai kapan,” ujarnya.

Oleh sebab itu, orangtua murid meminta kepada Pemkot Depok untuk menyediakan terlebih dahulu gedung baru, sebelum merelokasikan anak-anak mereka. “sudah jelas kok Konstitusi mengatur sarana pendidikan dan prasarana pendidikan yang layak itu harus dijamin, jangan di main-main. Salah satunya dengan mendapatkan pendidikan yang layak dengan fasilitas yang layak pula. Kita tidak melarang mau dijadikan masjid, dan mau dananya dari Pemda, mau dari Gubernur Jawa Barat gak jadi masalah”, ujarnya.

Dirinya menegaskan, “Disini kita nggak ada maksud buat nyari jatah, atau politisi. Karena kita disini diminta untuk berkarya, dan diminta orang tua murid juga karena di intimidasi. Banyak Oknum-oknum yang menyampaikan bahwa Pemuda Pancasila nyari kesempatan, mau nyari kue, disini Pemuda Pancasila real untuk memberikan sumbangan dan membantu, tanya saja kepada orang tuanya langsung, dan tidak ada sepeserpun minta kepada orang tua murid,” jelasnya. (Rizky)