Ponpes Mamba’ul Ulum Dapat Edukasi Promosi dan KIE Program Pencegahan Penurunan Stunting

PATI,NUSANTARAPOS,- Kali ini dalam promosi dan KIE Program percepatan penurunan stunting dilaksanakan di pondok pesantren putri  Mamba’ul Ulum, Pati Jawa Tengah.

Acara yang diselenggarakan Muchamad Nabil Haroen berkolaborasi dengan Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) kepada para santriawan dan santriwati dengan tujuan untuk memberikan edukasi mengenai masalah stunting.

Moh Nabil Haroen melalui virtual mengatakan kegiatan sosialisasi ini dapat diselenggarakan di pesantren Mamba’ul Ulum dan mudah-mudahan dapat berjalan dengan lancar.

“Problem bangsa ini sangat komplek apalagi saat ini dihadapi persoalan luar biasa, Civid-19 belum berlalu ditambah penanganan stunting yang tinggi sekali. Oleh karena itu pemerintah saat ini sedang menekan angka stunting hingga menjadi 14 persen di tahun 2024. “Untuk mengelola dalam mengatasi stuntinh di Pati banyak warung yang murah berbeda dengan jakarta yang harganya lebih tinggi. Asi juga sangat penting dalam pencegahan stunting,” kata Gus Nabil.

Sementara, Dr. RR. Ratih Dewatisari Sub Koordinator KIE BKKBN Jateng dalam sambutannya mengatakan bahwa demografi emas di tahun 2045 Usia produktif yang saat ini 17 tahun ini merupakan usia produktif yang bisa memimpin Indonesia. Usia ini lebih banyak daripada usia non produktif.

“Usia produktif ini harus mempersiapkan dirinya untuk anak-anak dalam pemenuhan gizi yang baik,” katanya, Minggu (20/11/22) saat acara promosi dan KIE program percepatan penurunan stunting di Ponpes Mamba’Ul Ulum.

Lebih lanjut RR. Ratih menjelaskan, untuk yang memiliki anak berat minimal 2,5 Kg karena kalau bayi yang beratnya rendah bisa terjadi stunting.

Sedangkan permasalahan yang sering terjadi apabila menikah dibawah usia yang dibolehkan dapat terjadi permasalahan stunting dan bahkan bisa mengakibatkanker rahim karena usia menikah yang kurang cukup.

Sama halnya Drs. Abdul Azis selaku Koordinator KB Kabupaten Pati mengatakan, bahwa intinstunting pencegahan daripada mengatasi lebih baik pencegahan karena sangat susah untuk kembali ke tidak stunting. “Saya berpesan untuk anak-anak ini jangan sampai ke depan menghasilkan anak stunting karena kita kedepan akan mencetak generasi yang cerdas dan kuat bebas dari stunting. (ARSO)