London School Centre for Autism Awareness Gelar Seminar “Pendidikan Vokasi Jenjang Lanjutan Siswa Disabilitas”

Seminar "Pendidikan Vokasi Jenjang Lanjutan Siswa Disabilitas"(Foto:Guffe)

JAKARTA, NUSANTARAPOS – London School Centre of Autism Awareness (LSCAA) menggelar seminar bertemakan “Pendidikan Vokasi sebagai Jenjang Lanjutan Siswa Disabilitas yang dilaksanakan secara luring di Prof. Dr. Djajusman Auditorium & Performance Hall, LSPR Sudirman Park Kampus Jakarta pada Kamis (23/2/2023)

Gelar kegiatan ini bertujuan peserta seminar mampu memiliki pemahaman yang sama terkait penanganan siswa disabilitas, metode belajar mengajar dengan ciri khas sesuai yang dimiliki masing-masing dari para pengajar dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak. Para peserta pun belajar lebih dalam untuk mengeksplorasi sifat dan perilaku anak sehingga potensi yang dimiliki anak dapat dikembangkan optimal.

LSCAA juga mengadakan Pameran karya siswa berkebutuhan khusus dengan topik LSBA Expo “Eksistensiku”. ​​Pameran ini menampilkan hasil karya siswa LSBA (Batch 10) belajar dari 6 bulan terakhir. Karya siswa ini hasil cetak digital, manual, hasil kerajinan dari kain, serta pastry dan bakery yang dibuat langsung para siswa dari jurusan tata boga. Selain itu, ada workshop pencetakan pin yang dibagikan secara gratis untuk peserta yang hadir.

Diharapkan melalui pameran ini memotivasi anak untuk terus dapat berkarya dan menampilkan hasil karya siswa kepada peserta. Peserta seminar ini diikuti para guru di Jakarta dan sekitarnya serta guru dari berbagai tingkat sekolah mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan total 140 peserta.

Kegiatan seminar ini dibuka Head of LSCAA sekaligus Director of (London School Beyond Academy (LSBA), Dr. Chrisdina Wempi M.Si. dalam sambutannya memberikan semangat kepada para orang tua dan guru. Peran orang tua sangatlah penting untuk dapat menggali potensi dan menghargai setiap tumbuh kembang anak. Tidak perlu membandingkan kemampuan setiap anak. Setiap anak memiliki potensinya masing-masing.

“Memanusiakan manusia dimulai dari kita yang tidak terhambat. Kepada orang tua teruslah bersemangat dalam mendidik anak, guru pun berusaha memberikan yang terbaik. memberikan kesempatan artinya memberikan peluang untuk mereka berkembang dengan maksimal dan menjadi bermakna”, ujar Dina. Apapun hasil yang diraih anak di masa depan, merupakan hasil usaha anak yang maksimal serta dukungan dan peran yang tepat dari orang tua dan guru.

Seminar ini menghadirkan seorang pembicara yaitu, Dr. M. Arif Taboer M.Pd sebagai dosen Universitas Negeri Jakarta yang juga pernah mengajar di Sekolah Luar Biasa. Beliau menjelaskan, setiap anak yang biasa disebut berkebutuhan khusus, bukanlah berkebutuhan khusus. Setiap anak memiliki ciri khas “mereka bukanlah berkebutuhan khusus, mereka mempunyai ciri khas. Seperti kita, mempunyai cara yang berbeda-beda dalam menyampaikan suatu topik. Seperti ibu bapak guru yang berada disini, materi bisa sama, metode bisa sama, cara menyampaikan kita berbeda bukan?. Semua manusia normal, tidak ada yang tidak normal.

“Janganlah mengukur kesempurnaan seseorang. Kita semua sama melakukan hal yang kita bisa sesuai dengan kemampuan masing-masing. Semua orang berbakat, cerdas, memiliki ciri khas nya yang berbeda setiap individu. Dan utamanya adalah kita saling melengkapi satu sama lain. Serta guru menghadapi keberagaman, bukan keseragaman”, ucap Arif.

Acara ini berlangsung dengan sangat kondusif dan interaktif. Materi diberikan juga membawa banyak hal positif baru. Hal ini dapat dibuktikan dari tingkat antusiasme peserta yang cukup tinggi, banyak yang memberikan pertanyaan dan saling diskusi dari pertanyaan yang sudah disebutkan. Kemudian setelah sesi tanya jawab selesai dilakukan, ada sesi pemberian plakat dari Chrisdina kepada Arif. Acara ditutup dengan sesi terakhir yaitu sesi dokumentasi bersama para peserta. (Guffe).