DAERAH  

Klaim Punya 125 Cctv, Perlintasan Pintu Kereta Stasiun Citayam Depok Masih Semrawut

Suasana Perlintasan Pintu Kereta Stasiun Citayam (Foto: Rizky)

DEPOK, NUSANTARAPOS,-Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat klaim telah memasang 125 Close Circuit Television (CCTV) di sejumlah jalan untuk memantau pergerakan arus lalu lintas.

Dalam pengawasan arus lalu lintas kini dapat dipantau langsung Wali Kota Depok, Mohammad Idris, di ruang kerjanya, Balai Kota Depok. Hal itu dilakukan Idris untuk melihat secara langsung keadaan arus lalu lintas di kota yang telah dipimpinnya hampir 10 tahun.

Dari pemantauan melalui CCTV atau kamera ini merupakan salah satu cara Wali Kota Depok memantau warganya. Dari kamera tersebut, Idris dapat memberikan imbauan kepada pengendara melalui pengeras suara yang terpasang di kamera.

“Kita praktik langsung ada hal yang perlu kita lihat ini, tadi belum kita coba yang punya kita sendiri di jalan-jalan kita sendiri,” ujar Idris kepada wartawan di Balai Kota Depok, Senin (27/02/23).

Namun anehnya, dari sebanyak 125 pemasangan CCTV diwilayah Kota Depok sangat disayangkan kondisi di perlintasan Kereta Stasiun Citayam terlihat masih semrawut kerap menjadi titik kemacetan.

Puncaknya di Hari Raya Idhul Fitri tahun 2023, pantauan wartawan dilapangan, pada Sabtu (22/03/23) kemacetan panjang di dua jalur berlawanan saling serobot. Tidak sabaran untuk segera sampai keseberang rel. Hanya saja, saat baru setengah jalan, kendaraan melambatkan lajunya di perlintasan sebidang.

Menurut Hendi (39) seorang Warga Ken Arok, Citayam Depok diwawancarai wartawan, faktor penyebabnya antara lain kondisi jalan di kawasan perlintasan rel yang, sempit dan menanjak, rusak pula. Membuat motor maupun mobil kesulitan lewat.

Seringnya terjebak saat melintas pintu kereta. Kadang ada kendaraan yang tertahan di tengah-tengah. Sehingga menghambat kendaraan lain di belakangnya. “Ini jalan pintu kereta bang dari tahun ke tahun gak ada perubahan bang, mana ada CCTV di sekitar perlintasan pintu kereta ini bang coba aja di cek bang”, ujarnya.

Kemudian karena ketiadaan petugas pengatur lalu lintas. Sementara para pengendara banyak yang bandel. “Butuh petugas yang ngatur lalin. Selama ini tidak ada,” ujarnya.(Rizky)