KKP Promosi Ekspor Perikanan di WOAH

JAKARTA, NUSANTARAPOS – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memanfaatkan forum The 90th General Session of the World Assembly of World Organization for Animal Health (WOAH) sebagai momen untuk mempromosikan ekspor perikanan Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, delegasi KKP juga menggelar pertemuan bilateral dengan sejumlah negara mitra perdagangan.

Pertemuan WOAH ini antara lain bertujuan untuk mengetahui status dan situasi kesehatan hewan, termasuk hewan akuatik terkini di seluruh dunia dalam rangka analisis dan mitigasi risiko.

Selain itu, forum yang dihadiri 986 peserta dari 110 negara ini juga untuk mendapatkan informasi tentang ketentuan kesehatan hewan akuatik internasional serta melakukan konsultasi mengenai pengelolaan kesehatan dan pengendalian penyakit hewan akuatik.

“Ini forum strategis untuk meningkatkan kapasitas laboratorium pengujian penyakit hewan akuatik serta kinerja pengelolaan kesehatan dan pengendalian penyakit hewan akuatik di Indonesia,” ucap Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Pamuji Lestari di Jakarta, dalam siarannya hari ini.

Sapaan akrab Tari ini mengatakan bahwa pertemuan bilateral di sela forum ini antara lain pembahasan Laboratory Twinning Programme (LTP) dengan Jepang dalam rangka menambah ruang lingkup pengujian penyakit ikan di UPT BKIPM – Balai Uji Standar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BUSKIPM) yaitu Megalocytivirus. Sebelumnya BUSKIPM telah menyelesaikan LTP dengan Yellow Sea Fisheries Research Institute (YSFRI Tiongkok) untuk ruang lingkup pengujian penyakit udang Infectious Hypodermal and Haematopoietic Necrosis Virus (IHHNV) dan White Spot Syndrome Virus (WSSV).

Kemudian pembahasan isu perkarantinaan dan perdagangan antara Indonesia dengan negara mitra seperti Amerika Serikat terkait permintaan agar ekspor carp ke USA diperbolehkan menggunakan metoda PCR untuk pengujian Spring Viraemia of Carp Virus (SVCV). Lalu usulan technical assistance berupa training pengujian SVCV dengan metoda tissue culture, percepatan proses registrasi eksportir tepung ikan, dan capacity building.

“Kita juga meminta Tiongkok melakukan percepatan proses penyelesaian Protocol dalam rangka kerjasama antara BKIPM dan GACC,” lanjut Tari.

Tari menambahkan, pertemuan lain yakni Rusia terkait permintaan percepatan proses registrasi UPI baik yang baru diusulkan maupun yang lama namun sudah melakukan tindakan perbaikan. Sementara untuk Meksiko, BKIPM meminta mereka membuka kembali ekspor udang Indonesia ke pasar Meksiko.

“Untuk Singapura kami menyampaikan informasi regulasi Indonesia terkait pemasukan media pembawa dan hasil perikanan dan daftar penyakit ikan karantina, rencana pelaksanaan inspeksi/remote inspection, serta kunjungan ke Singapura dalam kerangka kerjasama Agriculture Working Group (AWG) Indonesia-Singapura,” ujar Tari.

Perlu diketahui, forum WOAH di Paris, Prancis ini memiliki sejumlah agenda yang terdiri dari 4 plenary session antara lain membahas tentang Annual Report Tahun 2022, diskusi panel oleh beberapa organisasi internasional dengan topik One Health Approach, Antimicrobial Resistance; Strategic Planning and Performance Monitoring of Animal Health Interventions. Kemudian forum ini juga membahas persoalan Current Animal Health Situation Worldwide; Amandemen terhadap Aquatic Animal Health Code dan Manual Diagnostic Test for Aquatic Animals; serta adopsi resolusi. (Guffe).