OPINI  

Foke Pemimpin Visioner Yang Menghormati Ali Sadikin

Penulis: Pengamat Kebijakan Publik Sugiyanto

Nusantarapos.co.id – Bicara tentang Fauzi Bowo dan Kota Jakarta maka akan muncul cerita dilempar asbak Ali Sadikin, penyerahan Aset Taman BMW atau JIS, melanjutkan membangun Jalur Koridor Busway Sutiyoso, ERP, JLNT, MRT, ITF, BKT, membangun Polder-Polder, Waduk, Pengerukan Kali, Konsep Megapolitan, sampai gagasa besar Pelabuhan Internasional Marunda dan Tanggul Laut Raksasa.

Semua data dan informasi tersebut cukup sebagai bukti kalau Bang Fauzi Bowo adalah anak asli Betawi, pemimpin dan mantan Gubernur DKI Jakarta yang visioner. Boleh jadi sepanjang republik ini berdiri, belum pernah ada putra betawi yang punya prestasi sehebat Bang Fauzi Bowo.

Pengabdian Bang Fauzi Bowo untuk membangun dan memajukan Jakarta tulus dan iklas. Fauzi Bowo tak pernah berpikir jabatan gubernur adalah batu loncatan untuk mencapai posisi tertinggi sebagai Presiden Republik Indonesia. Atas hal ini, ketika itu banyak pihak yang menyayangkan sikap Fauzi Bowo, termasuk dari para pemerhati politik pada level internasiobal. Namun bagi Bang Fauzi Bowo, dedikasinya adalah untuk memajukan masyarakat dan Kota Jakarta.

Terkait pemimpin Betawi visioner dan Kota Jakarta, pada minggu lalu, Kamis 1 Juni 2023, bertempat di bilangan Menteng Jakarta Pusat, kami jumpa Bang Fauzi Bowo. Mantan gubernur DKI Jakarta yang akrap disapa Foke ini terlihat lebih gempal tetapi tetap energik. Foke datang mengunakan celan jean biru dan berbaju batik.

Penampilan Foke necis. Dipergelangan tangan kananya terlilit jam tangn bertali kulit orange.Topi pet kuning dan batu cincin biru kehitam-hitaman dijari manis tangan kiri, membuat Foke makin terlihat keren. Gaya bicara khas Betawi Foke kental tetapi sangat bermakna dan dalam.

Turut hadir pada pertemuan dengan Bang Foke adalah, Bang Amir Hamzah, Budi Siswanto, Rico Sinaga, Bung Tom Pasaribu dan mantan Asisten Sekda Pemprov DKI bidang keuangan yang juga eks komisaris utama Ancol Bang Makmun Amin. Kami berdiskusi panjang, hampir 3 jam lamanya. Banyak hal dibahas, dari masalah ekonomi nasional, politik, global warming, dan isu-isu lingkungan. Untuk soal isu-isu nasional ini akan kita ulas pada waktu lain.

Untuk saat ini, kita fokus membahas diskusi tentang Pemprov DKI Jakarta. Khusus soal DKI Jakarta kita membahas tentang masalah-masalah lama Jakarta dan terkini, termasuk progres kemajuan kota Jakarta. Dalam hal ini, semua orang mengetahui Foke adalah gubernur DKI Jakarta yang sangat paham Kota Jakarta.

Insiyur Tata Kota jebolan Jerman ini adalah satu-satunya pegawai negeri sipil atau PNS yang sukses meniti karir di Pemprov DKI. Selama karirnya, Foke pernah menjabat sebagai Plt Kepala Biro Kepala Daerah DKI, Kepala Dinas Pariwisata DKI hingga menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Tentang Bang Ali Sadikin, menurut Foke mantan Gubernur Jakarta yang diangkat Presiden Soekarno itu adalah mentornya. Ali Sadikin adalah gubernur yang sangat berjasa dalam mengembangkan Jakarta menjadi sebuah kota metropolitan yang modern.

Di bawah kepemimpinan Bang Ali Jakarta mengalami banyak perubahan karena proyek-proyek pembangunan buah pikiran Bang Ali, seperti Taman Ismail Marzuki, Kebun Binatang Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ria Monas, Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair.

Ketika itu, Ali Sadikin juga berhasil memperbaiki sarana transportasi di Jakarta dengan mendatangkan banyak bus kota dan menata trayeknya, serta membangun halte (tempat menunggu) bus yang nyaman.

Salah satu karya fenomenal Bang Ali Sadikin adalah program perbaikan kampung Muhammad Husni Thamrin (MHT). Program ini lahir dari hasil blusukan Bang Ali Sadikin ke pelosok-pelosok kampung-kampung busuk di Jakarta. Program MHT ini fenomenal karena sangat dirasakan mamfaatnya bagi masyarakat Jakarta.

Terkait hasil karya Bang Ali Sadikin tersebut, tokoh penting betawi ini lalu menegaskan bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta Bang Ali Sadikin harus mendapat pengormatan. Lalu pada tanggal 10 Desember 2007 Gubernur DKI Jakarta Fauzi Wibowo menyerahkan Piagam Penghormatan Akademi Jakarta kepada mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

Lebih lanjut Foke juga menegaskan, Bang Ali adalah gubernur yang meletakan dasar pondasi yang kokoh untuk pembangunan Kota Jakarta. Foke yang sempat menjadi anak buah Bang Ali Sadikin ini juga bercerita bahwa dia merasa bersyukur pernah dilempar asbak oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Bang Ali Sadikin.

Kemudian, sambil tersenyum Foke melanjutkan, akibat lemparan asbak itu, kata Foke, akhirnya dia bisa dikenal dan sukses meraih jabatan tinggi di DKI Jakarta. Jabatan tinggi itu selama 15 tahun, yakni 5 tahun menjadi sekda, 5 tahun wakil gunernur dan puncaknya 5 tahun sebagai gubernur DKI Jakarta.

Kemudian, demi menghormati dan menghargai jasa-jasa Bang Ali Sadikin, saat menjabat gubernur DKI Jakarta, Foke ingin membangun pelabuhan internasional milik DKI di Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Marunda, Jakarta Utara. Prosesnya tentu berkoordinasi dan bekerjasama dengan pemerintah pusat.

Pelabuhan yang direncakan dibangun itu, kata Foke akan diberimana pelabuhan internasional Ali Sadikin. Gagasan ini dilatarbelakangi dari keberadaan pelabuhan Tanjung Priok yang meski ada di Jakarta tetapi bukan milik DKI. Sehingga tak memberikan keuntungan deviden kepada Pemprov DKI Jakarta.

Selain itu, Foke juga merencanakan pelabuhan internasional Marundra menjadi pusat logistik untuk mendukung kegiatan ekspor dan impor di DKI Jakarta. Sebab ketika itu, menurut Foke Pelabuhan Marunda nantinya bisa menunjang Pelabuhan Tanjung Priok dalam menampung logistik ekspor dan impor dari sejumlah negara.

Namun sayang cita-cita besar dan mulia membangun pelabuhan internasional dengan nama Ali Sadikin di Marunda belum bisa terwujud. Tetapi setidaknya publik mengetahui bahwa Foke adalah gubernur DKI Jakarta yang sangat menghormati dan menghargai jasa-jasa mantan Gubernur DKI Jakarta Bang Ali Sadikin.

Berdiskusi dengan mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga eks Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman Bang Fauzi Bowo tak akan pernah ada habisnya. Selain juga berlatarnelang akademisi, pengalaman dalam dan luar negeri membuat pembicaraan dengan Bang Foke sangat bermakna. Atau bisa diistilahkan berdiskusi dengan Bang Foke isinya daging semua.

Untuk pembahasan tentang penyerahan Aset Taman MBW atau JIS, melanjutkan membangun Jalur Koridor Busway Sutiyoso, ERP, JLNT, MRT, ITF, BKT, membangun Polder-Polder, Waduk, Pengerukan Kali, Konsep Megapolitan, sampai gagasa besar Pelabuhan Marunda dan Tanggul Laut Raksasa akan Saya lanjutkan pada pembahasan tersendiri.

Khusus untuk program dan gagasan Bang Foke yang belum tuntas di era gubernur DKI saat ini, seperti, jalan berbayar atau electronik road pricing (ERP), pengolahan sampah modern atau intermediate treatment facility (ITF), jalur koridor 14 dan 15 Busway, konsep Megapolitan, Pelabuhan Internasional Marunda dan Tanggung Laut Raksasa atau Giant See Wall akan Saya baut tulisan khusus pada waktu lain.