Trenggalek, Nusantarapos.co.id – Nanang Fahruro, Mahasiswa Polbangtan Malang yang tengah melaksanakan PPL di Desa Masaran Kecamatan Munjungan melaksanakan pelatihan terhadap sejumlah petani tentang pembuatan Biosaka.
Pihaknya mengaku, untuk mendukung sektor pertanian maka para petani diharapkan untuk beralih ke Biosaka. Supaya petani dapat menyikapi kondisi lahan pertanian yang bermasalah dan tidak ideal, karena sudah rusak akibat penggunaan pupuk kimia.
“Maka, perlu kita terapkan pengaplikasian Biosaka dengan teknologi yang sederhana dengan bahan baku yang mudah ditemukan di lingkungan para petani,” ungkap Nanang, Rabu (9/8/2023).
Disampaikan Nanang, pihaknya berharap dengan kegiatan ini, pengaplikasian Biosaka bisa secara masif dapat meningkatkan kualitas dan mutu pangan. Biosaka sendiri merupakan inovasi pertanian yang digunakan sebagai elisitor.
Yakni senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi pada tanaman menjadi lebih baik yang dibuat secara organik. Sebenarnya, Biosaka itu bukan produk melainkan gerakan moral yang berasal dari kata SAKA (selamatkan alam kembali ke alam).
“Sedangkan BIO, itu diambil dari segala kekayaan hayati yang ada disekitar kita, salah satunya rumput yang memiliki zat unsur hara yang tinggi,”ujar Nanang disela kegiatannya”.
Lanjutnya, Biosaka bukanlah pupuk atau pestisida melainkan senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi pada tanaman menjadi lebih baik. Biosaka merupakan penemuan dari seorang bernama Muhammad Ansar dari Blitar.
“Karyanya tercatat di Kemenhumkam Nomor 000399067. Kelebihan Biosaka diantaranya dapat dilihat dalam waktu 24 jam setelah aplikasi,” terang Nanang.
Nanang kembali menuturkan bahwa Biosaka juga dapat digunakan pada seluruh fase tanaman, mulai dari benih sampai panen. Dapat juga diterapkan pada semua komoditas, termasuk tanaman perkebunan.
Pembuatan Biosaka dapat dilakukan dengan mudah, bahkan bisa menggunakan alat dan bahan yang ada di sekitar misal ember, gayung, saringan, corong dan botol atau jerigen. Sedangkan bahan-bahannya ada lima jenis yakni babadotan, tutup bumi, Patikan kebo, Meniran, anting-anting, jelantir, sembung dan air tiga liter.
Untuk langkah kerjanya pembuatan Biosaka bisa dengan di contohkan, tanaman minimal lima jenis dimasukkan ke dalam ember berisi air kemudian dilakukan peremasan dengan tangan. Peremasan dilakukan sampai ramuan menjadi homogen yaitu menyatu antara air dengan saripati tanaman.
Bahan yang sudah homogen disaring dan dimasukkan ke dalam botol atau jerigen. Lalu di letakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung, setelah satu hari ramuan bisa di aplikasikan ke tanaman yang di inginkannya.