Trenggalek, Nusantarapos.co.id – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Trenggalek, hari ini Rabu (16/8/2023) menggelar rapat paripurna mendengarkan pidato kenegaraan Presiden RI Joko Widodo yang dipimpin Ketua DPRD Trenggalek Samsul Anam dan dihadiri Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin.
“Paripurna mendengar pidato kenegaraan ini bagian dari peringatan HUT ke-78 RI,” kata Wakil Ketua DPRD Trenggalek Doding Rahmadi.
Doding mengatakan apa yang dibacakan oleh Presiden Joko Widodo dapat menjadi acuan bagi daerah untuk merencanakan arah pembangunan kedepan dan untuk memotivasi agar menjadi insan bermanfaat bagi keluarga, bangsa, agama dan negara tercinta.
Jadi rapat paripurna ini bukan dalam rangka pengambilan keputusan, ini merupakan agenda mendengar pidato presiden yang memiliki poin dimana pemerintah daerah (pemda) harus mampu berkontribusi menuju Indonesia Emas 2045.
“Seperti yang disampaikan Presiden, kita harus lari marathon untuk menyambut Indonesia emas,” tutur Doding.
Menurut Doding, untuk melakukan lari maraton tersbut daerah harus mengimplementasikan dengan cara melaksanakan perencanaan, kegiatan dan eksekusi yang lebih baik.
Perencanaan dan kemajuan itu harus didapat dengan tidak santai-santai, semuanya itu harus di perjuangkan. Mengingat untuk mencapai Indonesia emas itu harus betul-betul kita perjuangkan.
Ditempat yang sama, Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin menyampaikan, ada beberapa poin yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo dalam pidato kenegaraannya. Pertama, politik kebangsaan Indonesia adalah bagaimana meneruskan Indonesia Emas 2045 nanti.
“Jadi ya selaras dengan apa yang menjadi prioritas di Kabupaten Trenggalek. Hal-hal yang tadi disampaikan salah satunya mendukung indeks pembangunan manusia,” ungkapnya.
Bupati Arifin juga menjelaskan bahwa jika IPM Indonesia 72, sedangkan IPM Trenggalek juga ada peningkatan menjadi 70. Juga, angka stunting nasional kini 21 persen, sedangkan stunting di Trenggalek 17 persen, meskipun hasil dari bulan timbang masih 9 persen.
Dengan angka itu pohaknya merasa kondisi di Trenggalek masih selaras dengan pemerintah pusat. Misal program hilirisasi produk non mineral, meliputi hasil perkebunan dan pertanian.
“Bahkan juga sudah ada yang tertarik mengolah pasta durian, mengolah hasil Porang, tapi semoga penjajakan itu nanti bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Diimbuhkan Gus Ipin, poin pidato Presiden RI juga mengarah pada bagaimana pendapatan per kapita. Jika dikurskan mata uang dolar, pendapatan Trenggalek masih 2500 dolar per kapita per tahun, sedangkan Indonesia sekitar 4500 dolar per kapita per tahun.
Apabila dibandingkan dengan Singapore, pendapatan per kapita per tahun sudah mencapai 65 ribu dolar. Maka dapat dinilai, peningkatan pendapatan daerah itu akan menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemkab Trenggalek, karena Trenggalek belum industrialisasi.
“Tapi industrialisasi itu tentu juga harus seimbang dengan kegiatan ekonomi dan ruang lingkup, ruang hidup di Trenggalek ini agar bisa terjaga,” pungkasnya. (ADV)