TRENGGALEK, NUSANTARAPOS, – Penekanan angka kemiskinan ekstrem terus menjadi fokus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek. Salah satunya dengan memberikan beberapa solusi seperti bantuan dan pemberdayaan. Bahkan program juga menjadi salah satu upaya untuk penanganan tersebut.
Adapun beberapa kriteria warga yang dianggap masuk kemiskinan ekstrem di antaranya lanjut usia (Lansia), tinggal sendirian, tidak bekerja, memiliki penyakit kronis menahun, tidak bekerja, difabel atau disabilitas, rumah tidak layak huni, hingga tidak memiliki fasilitas air bersih dan sanitasi yang memadai.
“Saya prioritaskan yang pertama terkait dengan program prioritas pemerintah tentang penanganan kemiskinan ekstrem,” ucap Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin, Minggu (22/10/2023).
Menurut Gus Ipin sapaan akrabnya, Presiden Jokowi menginginkan 0 kemiskinan ekstrem di tahun 2024. Ini menjadi komitmen serius, tidak hanya pemerintah Kabupaten Trenggalek, melainkan juga seluruh koponen masyarakat yang ada.
Bahkan Desa juga diminta mengenali betul masyarakatnya yang masuk kedalam kategori miskin ekstrem. Sekaligus mengenali pendekatan apa yang bisa dilakukan untuk bisa mengentaskan masyarakat itu dari kemiskinan ektrem. Tahun 2024 harus sudah 0 angka kemiskinan ekstrem ini.
“Fokus kedua terkait dengan penurunan angka stunting. Mas bupati ingin angka stunting juga turun dibawah angka rata-rata pusat,” terangnya.
Pemkab juga memiliki program yakni dapur cinta. Hadir di setiap desa nantinya untuk memberikan makanan makanan bergizi kepada masyarakat miskin.
Pemerintah telah menggolontorkan anggaran Rp. 5,4 miliar untuk kegiatan ini, namun menurutnya angka itu tidak mungkin bisa memenuhi semuanya.
“Juga dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak dengan bentuk kegotong royongan,” terangnya.
Sehingga harapannya cita-cita pemerintah dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan menurunkan angka stunting bisa benar-benar terwujud.
Yang terakhir terkait dengan menggeliatkan ekonomi. Menurut mas bupati satu satunya cara untuk menggeliatkan ekonomi dengan membuat keramaian sehingga orang luar mau datang berkunjung.
“Menurutnya dengan keramaian, ekonomi dapat bergerak karena produk UMKM menjadi laku,” pungkasnya. (ADV)