Nelwan Harahap: Srikandi TP Sriwijaya Menggerakkan Perempuan untuk Perdamaian di Indonesia

Nusantarapos.co.id, Jakarta – Gelar kegiatan Deklarasi Terbuka dan Tanda Tangan “Bersama Srikandi TP Sriwijaya untuk Indonesia Damai” merupakan bentuk komitmen bersama yang bertujuan untuk memperjuangkan perdamaian di Indonesia dengan melibatkan peran perempuan atau Srikandi TP Sriwijaya.

Nelwan Harahap M.Tr.Ap. dari Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Kemenkopolhukam) mengatakan bahwa ini merupakan langkah yang penting untuk memperkuat dan mendukung upaya dalam mempromosikan perdamaian dan mengatasi konflik.

Lanjutnya, keprihatinan kita terhadap kondisi tekanan konflik di berbagai belahan dunia, Kami bersama Nyimas Aliah SE. M.Ikom, dan beberapa teman di NGO mencoba menterjemahkan terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB No.1325 tentang perlindungan perempuan dan arah yang kami tuangkan hingga hari ini yang kita rencanakan berupa rencana aksi nasional perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak dalam konflik sosial.

“Kenapa ini jadi penting, perempuan dan anak itu penting, ada orang yang mengatakan perempuan itu adalah mahluk lemah. Tapi kalau kita mau jujur, kekuatan perempuan sesungguhnya justru ada di kelemah lembutanya,” ucapnya dalam gelar kegiatan Deklarasi Terbuka dan Tanda Tangan “Bersama Srikandi TP Sriwijaya untuk Indonesia Damai” di bilangan Thamrin Jakarta, Sabtu (9/3/2024).

Nelwan sebagai perwakilan dari Kementerian Membidangi Manusia dan Kebudayaan menuturkan, bahwa dalam peradaban sejarah bangsa di dunia belum pernah ada satu kali pun kita dengar ada ratu yang tidak tunduk di kaki rajanya.

“Tapi, berapa banyak kerajaan yang hancur dibelahan bumi ini dari jaman mesopotamia hingga abad modern ini, berapa banyak raja yang bertekuk lutut didepan ratu,” imbuhnya.

Nelwan menuturkan, tanggal 8 Maret lalu merupakan hari perempuan sedunia, ini pun dirayakan oleh PBB dan juga perhimpunan humaniteran seluruh dunia memberikan apresiasi dan peringatan bagaimana dorongan serta kekuatan perempuan itu bisa mengubah peradaban dunia.

Disebutkannya, salah satu contoh yang paling spektakuler kita kenal ada sebuah negara yaitu Liberia di Afrika hingga konflk berkepanjangan dan tidak berkesesudahan terjadinya perang saudara. Sekarang ada seorang tokoh perempuan bernama Maria Helena terinspirasi apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikan konflik tersebut. Saat dikonfirmasi kembali pada Selasa (12/3/2024).

Lebih jauh Nelwan mengungkapkan,
begitu panjang konflik yang terjadi dinegeri Liberia ini tidak ada yang dapat memberikan solusi penyelesaian bahkan gerakan PBB sebagai juru damai dan peran lainnya datang ke negeri tersebut tidak ada yang bisa menyelesaikan.

Konflik yang terjadi ini bersumber dari negeri Liberia sendiri disebabkan ada perseteruan antar kelompok maupun faksi faksi yang ada.

Yang dilakukan Maria Helena pada saat itu dengan kompak menghubungi semua perempuan yang ada di Liberia dengan melakukan aksi mogok berhubungan intim suami istri selama satu bulan dan senjata laras panjang disembunyikan dibawah rumah.

Ternyata aksi yang dilakukan perempuan ini membuat para laki laki dinegerinya tidak bisa apa apa, lesu tak bergairah. Laki laki selama ini mengandalkan perempuan juga.

Begitu perempuan menghindari konflik dan komitmen dengan apa yang dilakukannya selesailah konflik yang terjadi di negeri Liberia tersebut.

Setelah itu, Maria Helena mendirikan sebuah partai solidaritas perempuan dimana partai tersebut partai pertama yang ada di negeri Liberia dan beliau pun terpilih menjadi presiden hingga hari ini masih memimpin negara Liberia yang berkedudukan di Menrovia.

Waktu di Menrovia, kita ketemui saat menyusun konsep SGD’S untuk mewakili negara negara terbelakang yang diwakili Maria Helena dari Menrovia untuk memberikan konsep konsep kepada negara maju.

Kami ini bukan suara kecil, seperti yang dikatakan Ketua Umum Srikandi Tenaga (TP) Pembangunan Nyimas Aliah SE. M.Ikom, suara yang menyemangati kita suara kecil ini yang kita deklarasikan akan sangat dahsyat kalau memang itu adalah hasrat dari dalam diri kita yang disuarakan untuk perdamaian.

Ini menjadi penting bagi kita, karena ini sejarah Indonesia menjadi negeri yang sangat makmur dan kaya akan keberagamannya. Namun kalau keberagaman itu tidak dikelola dengan baik, maka keberagaman ini justru berubah wujud menjadi monster yang menakutkan yang kita sebut dengan perbedaan.

Bila perbedaan itu sudah muncul di permukaan, maka dia bukan lagi kejayaan. Tetapi menjadi senjata pemusnah massal yang bisa memisahkan antara saudara dengan saudara, antara suami dengan istri, antara anak dengan orangtua dan lainnya. Itu hanya karena perbedaan, padahal kalau kita tarik kesimpulan bahwa kita lahir dari perbedaan.

Ini merupakan sebuah perdebatan dengan Nyimas Aliah bahwa tidak mungkin kita lahir dengan dengan genre yang sama. Karena bapak kita, ibu kita dengan jenis genre yang berbeda maka akan ada kelahiran.

Artinya, memang adanya perbedaan itu bisa dikelola, bisa menjadi sesuatu kekuatan, bisa menjadi kebahagiaan, bisa menjadi keindahan dan kedamaian yang bisa saling membutuhkan.

Nah, hal ini yang menjadi kata kuncinya sehingga ini menjadi suatu semangat kebersamaan yang baik. Dalam setiap kejadian konflik dimanapun, bahkan dalam kondisi perang maka perempuan dan anak anak menjadi kelompok rentan dan korban yang paling menderita.

Dalam strategi perang yang tidak beradab, korban perempuan dan anak anak ini sengaja menjadi sasaran untuk menjatuhkan mental musuh.

Karena biasanya kalau ada korban berjatuhan adalah perempuan dan anak anak. Pihak pemimpin yang menjadi kelompok disana, seluruh kesalahan akan ditimpakan pada mereka bahwa mereka tega menyebabkan korban berjatuhan dari pihak
yang lemah dan lebih mengedepankan ego mereka dengan senjata yang mereka miliki.

Dengan satu harapan yang disebut dengan menciptakan perang untuk berdamai. Jadinya, mereka sengaja membuat tekanan tekanan yang kuat supaya musuh itu bisa hancur rasa semangatnya. Kemudian mereka tergerak hatinya untuk berdamai.

Ini bukan karena sengaja, menjadi penting bagi semua kalangan perempuan dan anak anak harus selalu dilindungi karena dia selalu menjadi obyek dalam tindak kekerasan dalam kondisi konflik dan perang.

Ternyata ada kabar baiknya kalau dilihat dari sisi fitrahnya. Perempuan disisi lain secara alami memiliki potensi dalam mewujudkan
Perdamaian dan mengikat kohesi sosial.

Semisal ada seorang yang gagah dan sangat ego menunjukkan segala kemampuannya itu tertarik dengan lawan jenis. Disini ada kohesi sosial yang sangat mengikat supaya orang itu bisa tertata dan terarah pandangan dan ideologinya.

Maka, orang bijak sering mengatakan, kalau kita mendidik seorang laki laki maka dia hanya mampu mengangkat satu derajat. Tapi kalau kita mendidik dan mencerdaskan perempuan, sejatinya kita telah mendidik satu generasi. Perempuan ini menjadi sosok potensial.

Srikandi TP Sriwijaya sudah berada di rate yang benar. Kita mulai dari tokoh perempuan dulu karena perempuan nantinya akan merambah, menular serta menggema diseluruh pelosok pekumpulan.

Kita menggali dari tokoh tokoh perempuan yang menjadi penggerak dalam pembangunan dan perdamaian.

Kenapa perdamaian itu menjadi penting, secara fitrah manusia itu berkembang dan mencari jati dirinya sendiri. Adapun ujung jalan pencarian jati diri setiap manusia itu selalu berujung kepada humanetarian atau kemanusiaan.

Kita bisa mencapai titik puncak kemanusiaan dengan coba rasakan, bicarakan, renungkan orang yang dicintai. Tangga utama pencapaian utama yang kita bisa tersentuh perasaaan hati atau rasa cinta kita bagaimana kita bisa mencintai orang lain melebihi cinta kita pada diri sendiri.

Pada saat itu sebenarnya kita sudah mencapai derajat humanetarian yaitu nilai nilai tertinggi kemamusiaan kita. Dalam agama lazim disebut Maqomam Mahmuda.

Salah satu derajat bagi kaum muslim yang disebutkan didalam Al-Qur’an adalah Maqomam Mahmudah merupakan tempat yang terpuji di sisi Allah Ta’ala, dimana setiap muslim merindukan dan berharap meraihnya.

Bagaimana tidak, seorang perempuan bisa mengorbankan segala yang dimilikinya. Semua yang dimilikinya hanya untuk membela dan melindungi anaknya. Itupun ditopang oleh energi cadangan diluar nalar kemanusiaan.

Seperti seorang ibu bertarung dengan binatang buas untuk memangsa anaknya. Hewan buas itu dikalahkannya walaupun sih ibu ini mengalami cedera dan luka luka.

Ini adalah suatu kedahsyatan dan membuktikan bagi kita semus bahwa sekalipun anak sebagai belahan jiwa tapi dalam konteks individu dia adalah orang lain. Dia mau berkorban dan bisa melakukan apapun.

Untuk itulah yang kita sebut dengan maqom tertinggi itu dari rasa kemanusiaan itu sendiri. Oleh sebab itu damai menjadi kebutuhan setiap manusia sebenarnya karena sekuat apapun menonjolkan dirinya tidak bisa melepaskan diri dari orang lain.

Bukanlah boss namanya kalau tidak mempunyai anak buah, bukan guru namanya kalau tidak memiliki murid, bukan jenderal namanya kalau tidak memiliki prajurit,

Masih panjang dalam kehidupan kontestasi kemanusiaan dan kedamaian itu adalah ketergantungan interdepedensi antar manusia. (Guffe)