Peringatan Jumat Agung, Gereja Santo Antonius Gelar Visualisasi Jalan Salib

Nusantarapos.co.id- Umat Katolik memperagakan drama visualisasi Jalan Salib saat peringatan Jumat Agung di Gereja Santo Antonius Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (18/4/2025).

 

Visualisasi yang digelar di halaman Gereja ,menggambarkan peristiwa penyaliban hingga wafatnya Yesus Kristus pada peringatan Jumat Agung tersebut sebagai rangkaian perayaan Paskah 2025.

 

Visualisasi Jalan Salib diperankan oleh Orang Muda Katolik (OMK) yang dihadiri ratuasn umat Katolik Gereja Santo Antonius Muntilan,dimulai sejak pukul 08.00 WIB dengan penangkapan Yesus Kristus hingga disalibkan dipuncak Golgota.

 

Dalam visualisasi Jalan Salib, Yesus Kristus berjalan dengan memanggul salib yang berat ,sambil menerima cambukan dan penolakan dari rakyat.

Antonius Istiono ketua Panitia Perayaan Hari Paskah 2025 menerangkan “untuk mengenang,dari proses sengsara Yesus sampai wafat dan kebangkitannya, tapi untuk poin yang paling penting itu dititik beratkan pada firman – firmanya yang beliau sampaikan dan terus kejadian apa yang memang bisa kita ambil untuk kita tarik untuk jdi pembelajaran kita dikehidupan nyata.

“Tablo ini banyak melibatkan personil jadi kita ada orang muda Katollik (OMK) ada komsos ada umat secara umum sendiri, terus kita sebagai panitia terus mengkolaborasikan anggota – anggota trus temen – temen, saudara kita,cukup banyak yang punya pemahaman masing -masing punya karakter masing – masing, itu yang paling sulit, tapi syukur puji tuhan itu bisa kita lalui dengan lancar” tandasnya.

Visualisasi jalan salib yang dilaksanakan kali ini memberikan kesan tersendiri dibandingkan tahun – tahun sebelumnya

“ Kesan – kesan saya setelah menonton visualisasi ini,visualisasinya sangat keren dengan mengusung konsep yang sangat berbeda dari tahun – tahun yang lalu dan juga visualisasi pada umumnya, kali ini visualisasi tanpa adanya adegan – adegan kekerasan sercara verbal maupun secara fisik, jadi itu sangat menyentuh,bahwa itu mengajarkan cinta kasih kepada kita jadi sangat mengena di hati para umat.”ujar Aprilia, umat Gereja Santo Antonius Muntilan.

Romo Danang Bramasti SJ. Sebagai Pastor Kepala Paroki Santo Antonius Muntilan ,kisah sengsara tetapi kami tampilkan dengan menghilangkan visual kekerasan penyiksaang secara visual kami hilangkan kami ganti dengan visual kasih seperti tadi ada veronica ada bunda maria ada petrus dan ini adalah kisah-kisah kasih yang perlu di tampilkan karena soal kekerasan itu sudah banyak di luar tidak boleh di bawa masuk ke greja maka kami menyebutnya sebagai, kisah kasih tuhan yesus bagitulah.

“Nah iman itu memang harus mengakar pada budaya supaya kita itu beriman sesuai dengan budaya kita masing-masing seperti tuhan yesus lahir di timur tengah bajunya timur tengah, ke Yunani, ke Roma mengikuti, sekarang ke jawa ya mengikuti adat jawa supaya iman kita mengakar pada budaya” Romo Danang Bramasti SJ. Menambahkan.

Di pundaknya, tergolek salib kayu besar. Di belakangnya, beberapa prajurit berseragam adat Jawa mengikutinya dengan tombak di tangan.

Setiap langkah terasa berat. Wajahnya mengerut menahan rasa sakit. Di tengah perjalanan, ia beberapa kali dipukul, diinjak, hingga tubuhnya terjerembap ke lantai. Jemaat menahan napas. beberapa meneteskan air mata.

Ia adalah Br. Tomas Akuino, FIC, pemeran Yesus Kristus dalam Visualisasi Jalan Salib di Gereja Santo Antonius Muntilan,ia dan timnya berlatih untuk menghidupkan kembali momen – momen paling menyayat hati dan bersjarah ini.

“Perasaanya itu satu meghayati seperti apasih ketika saya itu harus menjadi tuhan yesus, rasa cinta yesus akan umat manusia keinginanya untuk menebus manusia,kerelaan nya untuk menderita bahkan mati di kayu salib untuk mengabdi kepada allah, untuk keselamatan manusia yesus memberikan dirinya sepenuh – penuhnya sampai wafat di kayu salib itu yang saya rasakan bahwa wahh betapa besar rasa cintanya sampai sakitnya itu turut terbawa ketika saya ada di kayu salib seperti itu,”ujarnya.