TRENGGALEK, NUSANTARAPOS – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Munjungan, Rabu malam (4/6), menyebabkan Jembatan Dung Buceng ambruk. Jembatan tersebut merupakan penghubung utama antara Kecamatan Munjungan dan Watulimo. Dampak dari kejadian ini membuat akses transportasi dan distribusi logistik terganggu, termasuk pengangkutan sampah.
Menanggapi insiden tersebut, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, langsung turun ke lokasi bersama jajaran Dinas PUPR dan BPBD untuk meninjau serta merumuskan langkah penanganan. Salah satu usulan yang diajukan adalah pemasangan Jembatan Belly kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai solusi sementara.
“Sekarang kita sedang mengidentifikasi. Kemungkinan yang paling cepat ya kita meminta bantuan dari provinsi untuk bisa diberikan dulu jembatan Belly,” ujar Mas Ipin saat melakukan tinjauan langsung ke lokasi.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa pemerintah daerah akan menyesuaikan anggaran untuk mempercepat pemulihan infrastruktur yang terdampak bencana. “Kita nanti akan menggeser-geser anggaran. Yang prioritas nanti kita akan dulukan untuk pemulihan bencana,” tegasnya.
Di lokasi yang sama, Kepala Desa Bangun, Kecamatan Munjungan, Puguh menjelaskan bahwa jembatan yang ambruk terletak di Desa Bangun RT 35 RW 03. “Jembatan Dung Buceng ini merupakan akses utama yang menghubungkan Munjungan dengan Kecamatan Watulimo,” ujarnya.
Ambruknya jembatan terjadi sekitar pukul 22.00 WIB setelah hujan mengguyur kawasan tersebut sejak pukul 19.00 WIB. Menurut Puguh, kerusakan bermula dari runtuhnya tiang penyangga bagian tengah jembatan yang kemudian disusul runtuhnya badan jembatan. “Jadi tiang penyangga yang tengah itu ambruk duluan kemudian diikuti oleh badan jembatan,” imbuhnya.
Puguh menegaskan bahwa kejadian ini murni disebabkan oleh derasnya arus sungai. Ia juga mengingatkan bahwa beberapa tahun lalu peristiwa serupa sempat terjadi, dan perbaikan terakhir dilakukan dua tahun lalu oleh PUPR Provinsi yang juga memberikan bantuan bronjong.
Meski terdapat jalur alternatif melalui Desa Bendoroto arah Puthuk ke wilayah Bangun, namun jalur ini hanya bisa dilalui kendaraan roda empat ke bawah. “Untuk kendaraan roda 6 lebih sementara tidak bisa,” jelas Puguh, Kamis (5/6).
Ia juga mengapresiasi respons cepat dari Bupati yang datang langsung ke lokasi. “Hari ini Pak Bupati meninjau langsung bersama dengan PUPR dan BPBD. Saya juga mendengarkan sendiri bahwa beliau mengajukan bantuan jembatan Belly ke Pemprov Jatim,” ungkapnya.
Jembatan Dung Buceng, menurutnya, tidak hanya menjadi jalur penghubung antar kecamatan, tetapi juga jalur penting distribusi sampah dari Munjungan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Watulimo. “Jika tidak segera ditangani, tumpukan sampah bisa menjadi persoalan baru di wilayah Munjungan,” tandas Puguh.